Kamis, 19 September 2013

Nyos Lake, Danau yang Memakan Korban 1.800 Jiwa

obat diabetes paling bagus
obat diabetes paling efektif

Danau Nyos, danau luas yang terdapat di kawasan Kamerun, Afrika Barat. Kedalaman danau ini mencapai 157 m dengan bagian terdalamnya 208 meter. Ada banyak penduduk yang tinggal dilembah di sekeliling danau Nyos.

Namun, pada tahun 1986, terjadi keanehan di pemukiman penduduk itu. Sekitar 1700 orang meninggal secara mendadak dan bersamaan. Yang lebih anehnya, semua penduduk yang meninggal itu tewas dalam posisi ketika sedang melakukan pekerjaan sehari-hari.

Ada yang tewas sambil memompa air, sedang memasak dan ada juga yang tewas ketika sedang meminum segelas air. Beberapa orang yang selamat dari peristiwa itu menceritakan apa yang terjadi pada hari orang-orang tersebut meninggal.

Katanya, pada malam sebelum kejadian itu, udara tiba-tiba terasa hangat dan tercium bau seperti telur busuk. Masyarakat tidak terlalu memperdulikan kejadian itu. Dan tiba-tiba keesokan paginya, banyak mayat yang bergelimpangan ketika mulai sibuk dengan aktivitas harian mereka.

Tidak ada yang tahu pasti apa yang menjadi penyebab kematian yang aneh itu. Namun para ahli menemukan, kalau warna air Danau Nyos berubah dari bening menjadi warna oranye terang.

Untuk mencari jawaban, para ahli kemudian meneliti Danau Craten di Oregon. Danau ini adalah danau terluas nomor tujuh di dunia. Luasnya mencapai 50 km persegi dengan kedalaman 594 meter. Sehingga digambarkan kalau Empire State dimasukkan ke danau ini, pasti akan tenggelam.

Danau Craten menampung sekitar 19 triliun liter air. Sekitar 7700 tahun yang lalu, Gunung Mazame di tempat itu meletus dan melemparkan puncak gunungnya. Kawah inilah yang kemudian membentuk Danau Craten.

Namun, ternyata aktivitas gunung Mazame masih tetap mempengaruhi danau tersebut. Karena dibawah danau ternyata masih terdapat kolam-kolam bekas magma yang masih tetap panas.

Para ahli menemukan bahwa suhu air di dasar danau lebih hangat beberapa derajat, kadar garamnya juga sepuluh kali lebih pekat dan mengandung banyak CO2. Lalu CO2 ini kemudian merembes dari celah-celah kerak bumi dan menuju ke kawah yang kini telah menjadi danau.

Namun, keberadaan air telah menghalangi CO2 itu naik ke udara. Kalaupun ada sedikit yang terlepas, masih bisa hilang terbawa hembusan angin. Sehingga tidak terlalu membahayakan.

Proses pergantian musim juga sangat mempengaruhi. Pada musim dingin, perputaran air akan terdorong ke bawah karena suhu dibawah lebih hangat. Sebaliknya pada musim panas, perputaran air akan naik ke atas.

Siklus inilah yang kemudian membuat munculnya lapisan-lapisan air yang berbeda kadar kepadatannya. Lapisan air yang paling bawah lebih pekat daripada yang diatas. Di lapisan air yang paling bawah inilah CO2 yang mengalir dari dasar bumi itu tertahan.

CO2 tidak bisa naik lebih tinggi karena perbedaan kepekatan air di lapisan atasnya. Sehingga berkumpul dan terakumulasi selama puluhan tahun dan menjadi sangat banyak di lapisan air yang paling bawah.

Fenomena ini kemudian ditemukan juga pada Danau Horseshoe yang berukuran lebih kecil dari Danau Craten. Pohon-pohon yang tumbuh di sekitar danau itu mengering dan akhirnya mati.

Setelah diselidiki, ternyata kadar CO2 di danau ini mencapai 100 ton/hari dan meresap ke tanah. Inilah yang membuat pohon-pohon di sekitarnya mati. Para ahli kemudian melakukan percobaan dengan menggali sedikit tanah di tepi danau itu lalu mencoba menyalakan api.

Namun, akibat pekatnya kadar CO2 nya, api langsung padam begitu didekatkan dengan tanah. Ternyata akumulasi CO2 yang sudah sangat banyak di danau itu akhirnya meluap dan menyebabkan danau itu menjadi sangat berbahaya.

Namun, kadar CO2 di Danau Horseshoe tidak terlalu membahayakan manusia, karena batas kadar yang membahayakan adalah 1,75 juta ton. Dan ini hanya akan terjadi pada peristiwa gunung meletus.

Penemuan-penemuan inilah yang kemudian membantu para ahli untuk bisa menyimpulkan apa yang terjadi di Danau Nyos. Malam hari sebelum peristiwa itu, ada sebuah tebing di tepian danau, runtuh dan masuk ke air.

Diperkirakan reruntuhan tebing ini telah menggoncang lapisan-lapisan air. Sehingga lapisan paling dasar yang dipenuhi dengan CO2 menjadi pecah dan mengalirkan CO2 dalam jumlah besar ke permukaan danau.

Keesokan paginya aliran CO2 ini kemudian memasuki wilayah pemukiman penduduk. Dan karena CO2 tidak berwarna dan tidak berbau, penduduk tidak menyadari kedatangannya. Itulah yang menyebabkan banyak penduduk yang tewas ketika sedang mengerjakan kegiatan hariannya.

CO2 ini seperti pembunuh yang mengintai diam-diam. Mungkin hanya segelintir orang saja yang menyadari adanya bahaya tak kasat mata yang terdapat di dasar danau yang terlihat sangat indah di permukaannya itu.

Tanpa mereka sadari, mereka elah menghirup CO2 yang berasal dari lapisan paling dasar danau, yang telah terakumulasi selama puluhan tahun. Dan banyak sekali orang yang meninggal karena itu.

8 Hal Penyebab Kiamat Versi Ilmiah

obat diabetes untuk anak
obat diabetes vitamins
obat diabetes paling ampuh dan patent

Pernahkah membayangkan kiamat akan seperti apa? Bumi tidak seaman yang kita kira. Berikut delapan hal yang berpotensi menyebabkan kiamat.

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan kiamat di planet kita. Ilmuwan memberikan detail mengenai hal itu dan berikut delapan hal tersebut.

1. Serangan sinar gamma

Saat supenova meledak, ledakan itu menghasilkan sinar gamma. Jika ada ledakan dekat bumi paling tidak berjarak 30 juta tahun cahaya maka kan berbahaya.

“Sinar ini dapat merusak atmosfir bumi dan menghasilkan kebakaran global, membakar atmosfir dan membunuh spesies hidup tersisa dalam beberapa bulan bahkan yang hidup di bawah air sekalipun,” kata Annie McQuade, penulis buku mengenai bencana global. Untungnya, ledakan luar biasa ini jauh dari planet Bumi.

2. Virus mematikan serang manusia

Dalam buku karangan John Barnes dijelaskan bagaimana ‘virus pikiran’ dapat menghancurkan dunia. Dalam bukunya yang lain, Barnes memperkenalkan nano-reconstructor (alat yang dapat mengubah pikiran orang) dan dapat digunakan untuk memerintahkan otak untuk melakukan hal jahat.

Serupa, Profesor aeronautics dan astronautics di Purdue University, Barrett Caldwell mengatakan hal ini lebih dikenal sebagai ‘penyakit psikogenik masal’ di mana membuat orang terinfeksi menjadi pendiam dan terisolasi. Hingga saat ini belum ada perlindungan untuk mencegah serangan virus pikiran ini. “Contoh terkerennya adalah genosida di Rwanda,” kata Howard Davidson, fisikawan dan profesor Standford.

3. Kutub utara dan selatan bertukar tempat

Setiap beberapa ratus tahun, kutub magnet Bumi terbalik. “Masalahnya bukan terletak pada perubahan tempatnya, namun medan magnet bumi ini akan menarik radiasi matahari di sekitar kutub,” jelas penulis buku Implied Spaces, Walter Jon Williams. “Jadi, jika kutub bertukar tempat maka banyak penduduk yang akan terbakar.”

4. Semesta terus berkembang

Hal ini disebut ‘cabikan besar’. Energi gelap memaksa semesta berkembang dan mengakibatkan partikel atom tidak bisa bertemu dan berinteraksi lagi. Hal ini akan menyebabkan segala materi terpisah begitu saja.

Proses ini membutuhkan waktu ribuan tahun, tidak ada cara mencegah peristiwa ini.

5. Eksperimen ilmuwan terlalu jauh

Sejarah menunjukkan, bahaya terbesar bagi manusia adalah dirinya sendiri. Seiring perkembangan eksperimen manusia, mendorong munculnya bahaya bagi dunia. “Kesalahan terbesar eksperiman bukanlah eksperimennya melainkan manusia yang menggunakan hasil eksperimen tersebut,” kata Williams.

6. Gunung api super meratakan planet

Gunung api super di Asia Tenggara membakar India 73 ribu tahun silam dan menyebabkan musim dingin vulkanik selama dua dekade dan memusnahkan 75% ras manusia.

Tiga dari enam gunung api bahaya saat ini ada di Amerika Serikat (AS) di mana gunung tersebut mungkin menyebabkan ‘bencana vulkanis’ itu.

Jika gunung itu meletus, tidak ada yang bisa menghentikannya. Letusan gunung bisa terjadi dari beberapa gunung sekaligus.

7. Komputer mengambil alih semuanya

Satu lagi katalisme ciptaan manusia yang saat ini sudah terjadi. Seiring kemajuan komputer, pada akhirnya komputer akan mengambil alih semua pekerjaan manusia. Ancaman yang lebih berbahaya lagi berasal dari Artificial Intelligence (AI). “AI secara kualitatif lebih baik dari manusia,” kata McQuade. “AI dapat belajar dengan cepat dan dengan mudah melampaui ‘intelejensi’ manusia.”

8. Batuk menyebar di seluruh dunia

Salah satu penyebab paling sederhana lainnya adalah batuk. Flu mematikan dapat menyebar di seluruh dunia dengan sangat cepat. “Flu selalu menjadi ancaman kapanpun terutama penyebarannya yang cepat sekali,” kata William.

“Masalah lainnya adalah rumah sakit sekarang terlalu mengandalkan antibiotik sehingga mengabaikan prosedur sterilisasi,” tambahnya.

Untungnya, ilmuwan berhasil mengembangkan vaksin virus flu berbahaya ini. Cara paling mudah melawan potensi ini adalah menjaga kebersihan

Misteri Makhluk Cadborosaurus di Teluk Nushagak, Alaska

Pada tahun 2009, ada desas-desus kalau seorang nelayan di Alaska telah berhasil merekam makhluk misterius yang disebut sebagai Cadborosaurus dan menyerahkan hasil rekaman itu kepada Discovery Channel. Desas-desus itu ternyata benar dan pada hari ini Discovery channel akan menayangkan rekaman tersebut secara exclusive.

Apakah kita telah mendapatkan bukti keberadaan makhluk cryptid Cadborosaurus?

Bisa saja. Walaupun masih terlalu jauh untuk menyimpulkannya dengan pasti.

Rekaman yang menarik ini diambil oleh seorang nelayan di teluk Nushagak, Alaska, pada tahun 2009, dan akan ditayangkan perdana hari ini pada acara “Hillstranded”, sebuah dokumenter spesial dari Discovery Channel.

Pada rekaman tersebut, terlihat adanya seekor (atau lebih) makhluk panjang seperti ular sedang berenang di teluk. Ukurannya kurang lebih sekitar 6 sampai 9 meter dengan punuk di punggungnya. Makhluk itu juga menyemburkan air dari punggungnya seperti seekor ikan paus. Ini cukup luar biasa karena tidak ada ikan yang menyemburkan air dari punggungnya selain paus. Makhluk dalam rekaman tersebut, jelas bukan seekor paus.

Ini screen shot rekaman tersebut. Kalian bisa menyaksikan cuplikan dari discovery channel di akhir postingan ini.

Ketika melihat makhluk dalam rekaman tersebut, mungkin orang-orang akan segera menghubungkannya dengan Nessie, cryptid paling termashyur di dunia dari Lochness, Skotlandia. Namun, para cryptozoologyst yang menyaksikannya menemukan kalau makhluk itu lebih mirip dengan makhluk cryptid lainnya, yaitu Cadborosaurus, yang diberi nama berdasarkan teluk Cadboro di British Columbia, tempat makhluk jenis ini pertama kali ditemukan.

Paul LeBlond, mantan kepala Department of Earth and Ocean Sciences di universitas British Columbia mengatakan kepada Discovery News kalau ia sangat terkesan dengan rekaman tersebut. LeBlond pernah membantu menulis buku mengenai Cadborosaurus yang berjudul “Cadborosaurus: Survivor from the deep”.

“Walaupun rekaman itu diambil pada situasi yang sedikit hujan dan kapal yang bergoyang, rekaman itu terlihat sangat asli.”

Cadborosaurus sendiri memiliki nama julukan Cadborosaurus Willsi, yang berarti reptil atau kadal dari teluk Cadboro. Namun, kadang-kadang orang-orang hanya menyebutnya sebagai Caddy.

Makhluk ini dianggap sebagai salah satu jenis ular laut yang memiliki kepala seperti kuda, mata yang besar dan punggung yang berpunuk.

Penampakan makhluk seperti ini telah dilaporkan selama puluhan tahun. Namun baru pada tahun 1937 ditemukan bangkainya di Queen Charlotte Island, British Columbia. Bangkai itu ditemukan di dalam perut seekor ikan paus.

Sejak saat itu, nama Cadborosaurus mulai dikenal secara luas.

Bangkai Cadborosaurus yang misterius itu kemudian diteliti dan disimpulkan sebagai bangkai anak paus. Namun kesimpulan ini ditolak oleh sebagian orang, termasuk oleh pekerja yang menemukannya pertama kali.

Misteriusnya, bangkai itu kemudian hilang entah kemana.

Karena itu, rekaman Alaska menjadi sangat penting bagi para cryptozoolgyst yang ingin meneliti kembali kemungkinan keberadaan makhluk ini.

Banyak peneliti percaya kalau Cadborosarus adalah sejenis belut raksasa atau Frill Shark (Yang memang berbentuk mirip belut). Namun LeBlond menyangsikannya karena gerakan makhluk yang terlihat dalam rekaman tidak seperti gerakan seekor ikan.

“Pastilah makhluk (dalam rekaman) itu sejenis reptil atau mamalia karena ia bergerak naik turun (berosilasi) secara vertikal. Ikan sendiri bergerak ke kiri dan kanan.”

Tentu saja satu-satunya cara untuk menentukan identitas makhluk itu adalah dengan menemukan makhluk misterius tersebut. Rekaman ini mungkin bisa menjadi patokan bagi para cryptozoolgyst.

Jim Covel, senior manager pada Monterey Bay Aquarium, menyimpulkannya dengan sangat baik.

“Kita memang masih menemukan banyak spesies baru di dalam lautan sehingga memungkinkan beberapa orang untuk mengakomodasi pikiran-pikiran seperti ini dan mengisi kekosongan yang ada dengan imajinasi. Namun, hal ini menunjukkan betapa eksplorasi ilmiah sangat dibutuhkan.”

Siapa tahu, mungkin suatu hari Cadborosaurus yang misterius itu akan muncul kembali.

Menelusuri Misteri Rumah Hantu AmityVille

obat diabetes yang paling ampuh
obat diabetes yang bagus
obat diabetes yang aman untuk ibu hamil

Pada Desember 1975, George dan Kathleen serta anak-anak mereka pindah ke sebuah rumah di 112 Ocean Avenue, sebuah rumah besar bergaya kolonial Belanda di Amityville, sebuah lingkungan di pinggiran kota di selatan Long Island, New York.

Tigabelas bulan sebelum keluarga Lutz pindah, Ronald DeFeo, Jr., pemilik sebelumnya, telah menembak mati enam anggota keluarganya di rumah itu. Setelah 28 hari keluarga Lutz tinggal dirumah itu, mereka mulai merasakan hal-hal aneh dengan rumah tersebut.

Bagian ini berdasarkan buku yang ditulis oleh Jay Anson, 1977, The Amityville Horror – A True Story.

Jay Anson (1921-1980), adalah penulis The Amityville Horror

Rumah bernomor 112 di Ocean Avenue telah kosong selama 13 bulan setelah DeFeo membunuh anggota keluarganya, hingga pada Desember 1975 keluarga Lutz membeli rumah tersebut seharga $80.000. Rumah yang memiliki enam kamar tidur ini dibangun dengan gaya kolonial Belanda, dan memiliki atap yang melengkung. Rumah ini dilengkapi dengan kolam renang dan sebuah rumah tempat penyimpanan kapal. George dan Kathy telah menikah pada bulan Juli 1975 dan mempunyai rumah mereka sendiri, namun ingin memulai kembali dengan memiliki rumah baru. Kathy mempunyai tiga anak dari pernikahan sebelumnya, Daniel (9), Christopher (7), dan Melissa alias Missy (5). Mereka juga memiliki seekor anjing Labrador yang diberi nama Harry. Selama pengecekkan mereka saat akan membeli rumah tersebut, oleh agen mereka telah diberitahukan mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh DeFeo, namun mereka menganggap hal itu bukanlah masalah.

Keluarga Lutz pindah kerumah tersebut pada 18 Desember 1975. Sebagian besar mebel dari keluarga DeFeo masih ada, karena semuanya termasuk dalam kesepakatan jual beli. Seorang teman George Lutz telah mempelajari tentang masa lalu sejarah rumah tersebut, dan mendesak agar mereka melakukan pemberkatan. Namun mereka tidak mengerti cara-caranya. George mengenal seorang Pendeta Katolik yang bernama Bapa Ray, dan ia bersedia untuk melakukan pemberkatan. (Dalam buku Anson disebutkan nama Pendeta tersebut adalah Bapa Mancuso. Hal ini dilakukan untuk menjaga privasi Pendeta tersebut, nama aslinya adalah Bapa Ralph J. Pecoraro).

Bapa Mancuso adalah seorang pengacara, imam Katolik, dan seorang psikoterapi yang tinggal di Sacred Heart Rectory. Ia tiba untuk melaksanakan berkat pada sore hari tanggal 18 Desember 1975 disaat George dan Kathy sedang membongkar barang-barang mereka. Ketika ia mengibaskan air suci yang pertama dan mulai untuk berdoa, ia mendengar suara dengan jelas yang mengatakan”Keluar!” – “Get out!”. Disaat meninggalkan rumah tersebut, ia tidak menceritakan kejadian itu kepada George maupun Kathy. Pada 24 Desember 1975, Bapa Mancuso menelepon George Lutz dan menasihatkan agar dia tidak menggunakan ruang dimana ia telah mendengar suara yang aneh tersebut. Ruang ini adalah ruangan yang direncanakan Kathy digunakan sebagai ruang jahit, dan tadinya adalah kamar tidur Marc dan Yohanes Matthew DeFeo. Percakapan telepon terputus secara tiba-tiba, dan kunjungan berikutnya ke rumah tersebut mengakibatkan Bapa Mancuso menderita demam tinggi dan pada lengannya dijumpai tanda yang mirip dengan tanda stigmata.

Pada mulanya, George dan Kathy Lutz tidak merasakan hal yang aneh dengan rumah mereka. Namun kemudian, mereka merasa bahwa “masing-masing dari mereka tinggal di suatu rumah yang berbeda”.

Sebagian dari pengalaman keluarga Lutz diuraikan sebagai berikut:

    George selalu terbangun sekitar pukul 03:15 setiap paginya, dan kemudian keluar ke rumah tempat penyimpanan kapal. Waktu tersebut diperkirakan adalah waktu dimana DeFeo membunuh anggota keluarganya.
    Rumah mereka selalu diganggu oleh segerombolan lalat di setiap musim dingin.
    Kathy mendapat mimpi buruk tentang pembunuhan dan saat dimana ia melakukan persetujuan pembelian rumah tersebut. Anak-anak mereka juga mulai tertidur dengan terlungkup, posisi yang sama saat mayat DeFeo ditemukan.
    Kathy merasakan seolah-olah “sedang dipeluk” dengan penuh kasih oleh suatu kekuatan yang tidak terlihat.
    Kathy menemukan sebuah ruang kecil yang tersembunyi (sekitar empat kaki) di belakang basement. Dindingnya bercat merah dan ruangan itu tidak tampak didalam denah rumah. Ruangan itu kemudian dikenal dengan nama “The Red Room”. Ruangan ini memiliki pengaruh terhadap anjing mereka Harry, yang selalu menolak untuk mendekat dan selalu berjongkok seolah-olah merasakan sesuatu yang negatif.
    Ada udara dingin, bau parfum dan kotoran didalam rumah, dimana tidak terdapat saluran udara atau jalur bagi sumber tersebut.
    Putri mereka yang berumur lima tahun, Missy, mengisahkan teman imajinasinya yang bernama “Jodie” yang memiliki mata yang sangat merah.
    George selalu dibangunkan oleh bunyi bantingan pintu depan. Ia akan segera ke lantai bawah dan menemukan anjing mereka tertidur dengan suara keras didepan pintu. Tidak ada orang lain yang mendengar suara itu kecuali dia.
    George mendengar apa yang diuraikan sebagai “Marching band Jerman” atau suara seperti radio yang tidak di setel dengan frekuensi yang tepat. Namun ketika ia ke menuju lantai bawah, suara gaduh akan berhenti.
    George disadari bahwa ia memiliki kemiripan kuat dengan Ronald DeFeo, Jr., dan mulai bermabukan di The Witches’ Brew, bar dimana DeFeo adalah salah seorang pelanggannya.
    Ketika mengecek tempat penyimpanan kapal pada suatu malam, George melihat sepasang mata merah yang sedang memperhatikan dia dari jendela kamar tidur Missy. Ketika ia pergi keatas untuk melihatnya, ia tidak menemukan apa-apa. Kemudian disimpulkan bahwa itu adalah “Jodie”.
    Ketika ditempat tidur, Kathy mendapatkan bekas merah didadanya disebabkan oleh suatu kekuatan tak terlihat, dan ia diangkat sekitar dua kaki dari tempat tidurnya.
    Kunci, jendela, dan pintu rumah dirusakkan oleh suatu kekuatan yang tak terlihat.
    Terdapat belahan kuku binatang yang besar di salju yang kemudian dihubungkan dengan seekor babi besar pada 1 Januari 1976.
    Dari dinding aula dan lubang kunci dari pintu kamar bermain yang ada di loteng keluar lumpur yang berwarna hijau.
    Sebuah salib 12 inchi yang digantung Kathy di kamar kecil ditemukan terpasang terbalik dan menyemburkan bau.
    George tersandung oleh sebuah keramik singa Tiongkok yang memiliki tinggi sekitar empat kaki, yang kemudian meninggalkan bekas gigitan pada salah satu mata kakinya.
    George melihat Kathy berubah menjadi seorang wanita tua yang berumur sekitar 90-an, “dengan rambut acak-acakan, muka dengan kerutan dan berbentuk buruk, dan air liur yang menetes dari mulutnya yang ompong”.

Setelah memutuskan bahwa ada yang tidak beres dengan rumah mereka, yang tidak dapat dijelaskan secara rasional, George dan Kathy Lutz melaksanakan suatu pemberkatan dengan cara mereka sendiri pada 8 Januari 1976. George memegang sebuah salib yang terbuat dari perak selagi kedua-duanya membacakan Doa Para Raja, dan dari ruang tamu mereka, menurut dugaan banyak oang terdengar suara paduan suara yang meminta agar mereka berhenti: “Will you stop!”.

Di pertengahan Januari 1976, dan setelah usaha pemberkatan yang dilakukan oleh George dan Kathy, mereka mengalami kejadian yang kemudian menjadi malam terakhir mereka berada di rumah itu. Keluarga Lutz menilai bahwa segala kejadian yang terjadi sebagai sesuatu yang sangat menakutkan, “too frightening”.

Setelah berkonsultasi dengan Bapa Mancuso, mereka memutuskan untuk mengambil beberapa barang kepunyaan mereka dan memutuskan untuk tinggal di rumah ibu Kathy di dekat Deer Park, New York. Pada 14 Januari 1976, George dan Kathy Lutz bersama ketiga anaknya dan anjing mereka Harry, meninggalkan rumah dan meninggalkan banyak barang dibelakang rumah tersebut. Hari berikutnya, seorang tukang ditugaskan untuk memindahkan barang-barang untuk dikirim ke keluarga Lutz. Ia melaporkan ada fenomena yang tidak normal didalam rumah itu.

George dan Kathy Lutz dikelilingi dengan berbagai media yang mengulas kasus mereka

Buku ini ditulis setelah Tam Mossman, seorang editor di penerbit Prentice Hall yang mengenalkan George dan Kathy Lutz kepada Jay Anson. Mereka tidak bekerja secara langsung dengan Anson, namun disampaikan melalui rekaman tape yang berdurasi sekitar 45 jam, yang kemudian menjadi dasar bagi penulisan buku ini. Diperkirakan penjualan buku ini mencapai sepuluh juta kopi dari beberapa edisi. Anson dikatakan mengambil dasar judul bukunya “The Amityville Horror” dari “The Dunwich Horror” karangan H.P. Lovecraft yang diterbitkan pada tahun 1929.

Cerita “The Amityville Horror” dilanjutkan dengan seri buku yang dibuat oleh John G. Jones. Seri-seri tersebut adalah The Amityville Horror Part II (1982), Amityville – The Final Chapter (1985), Amityville – The Evil Escapes (1988) dan Amityville – The Horror Returns (1989).

Pada 1991, “Amityville – The Nightmare Continues” yang ditulis oleh Robin Karl diterbitkan.

Kritikan

Sebagian besar kontroversi yang melingkupi “The Amityville Horror” dapat ditelusur balik dengan cara melihat penjualan buku ini dari tahun ke tahun. Cover dari buku ini menunjukkan bahwa ditulis berdasarkan kisah nyata, berdasarkan pada peristiwa variabel. Sebuah komentar dari Los Angeles Times diperlihatkan di depan cover: “A FASCINATING, FRIGHTENING BOOK… THE SCARIEST TRUE STORY I HAVE READ IN YEARS”, dan dibawahnya dituliskan:”MORE HIDEOUSLY FRIGHTENING THAN THE EXORCIST BECAUSE IT ACTUALLY HAPPENED!” Tulisan ini menjelaskan bahwa buku ini lebih mengerikan daripada film The Exorcist karena berdasarkan kisah nyata. The Exorcist adalah sebuah film laris di tahun 1973 yang menceritakan kebiasaan lama di tahun 1970-an, yakni pengusiran setan atau roh jahat. Banyak peristiwa dari buku ini yang mirip dengan model cerita film The Exorcist, hal inilah yang menyebabkan munculnya kecurigaan. Joy Anson menjelaskan bahwa “Ada banyak bukti sederhana yang menguatkan, yang mendukung pernyataan keluarga Lutz atas peristiwa ini”, namun sebagian orang masih tidak percaya. Tidak lama setelah peluncuran buku pada September 1977, para penulis dan peneliti lain mulai mempelajari peristiwa di 112 Ocean Avenue, dan kesimpulan yang mereka dapatkan sering berselisih dengan yang ada di dalam buku Jay Anson. Perdebatan mengenai “The Amityville Horror” masih terus berlanjut, dan disamping ketiadaan bukti dari sebagian besar cerita, namun ia masih merupakan salah satu cerita horor paling populer di Amerika.

Informasi tambahan

Buku "The Amityville Horror Conspiracy" yang dibuat oleh Stephen dan Roxanne Kaplan, yang mngkritik kejadian yang menimpa keluarga Lutz.

Buku “The Amityville Horror Conspiracy” yang dibuat oleh Stephen dan Roxanne Kaplan, yang mngkritik kejadian yang menimpa keluarga Lutz.

Selama keluarga Lutz tinggal dirumah 112 Ocean Avenue, Stephen Kaplan, seorang ahli vampir, dipanggil untuk menyelidiki rumah itu. Kaplan kemudian menulis sebuah buku kritis berjudul The Amityville Horror Conspiracy bersama istrinya Roxanne Salch Kaplan. Buku ini kemudian diterbitkan pada tahun 1995, dan Stephen Kaplan meninggal dunia disebabkan serangan jantung pada tahun yang sama.

Di malam 6 Maret 1976, rumah tersebut juga diselidiki oleh Ed dan Lorraine Warren, sepasang suami istri yang berprofesi sebagai demonologi, bersama dengan kru dari stasiun televisi Channel 5 New York. Selama penyelidikan dengan menggunakan sinar infra merah, terlihat gambaran yang menurut dugaan adalah seorang anak laki-laki demonic dengan mata menyala.  Rumah itu juga diselidiki oleh seorang parapsikologi, Hans Holzer. Warren dan Holzer berpendapat bahwa rumah tersebut diduduki oleh kekuatan jahat, berkaitan dengan sejarah masa lalu rumah tersebut.

Pada tahun-tahun terakhir, banyak situs yang dibuat untuk “The Amityville Horror”, baik yang mendukung maupun menolak peristiwa itu. Hampir setiap aspek mengenai cerita-cerita tersebut telah diperdebatkan, dan persaingan antara peneliti telah menjadi begitu panjang.

Rumah tersebut masih tersisa hingga kini, tetapi telah diperbaharui dan alamatnya diubah dengan maksud untuk mengelabui wisatawan. Jendela perempat yang terkenal juga telah dihilangkan, dan rumah tersebut menjadi sangat berbeda dari gambaran yang ada dalam filmnya. Rumah di Tom’s River yang dijadikan sebagai lokasi pembuatan film yang pertama juga telah dimodifikasi untuk alasan yang sama. Untuk versi film 1979 dan 2005, rumah tersebut diubah nomorya menjadi 412 Ocean Avenue. Dalam versi film 2005, disebutkan bahwa basement rumah keluarga Lutz itu dibangun tahun 1692, tetapi sesungguhnya rumah di 112 Ocean Avenue – yang juga dikenal dengan nama “Known Hopes” – dibangun sekitar tahun 1924 oleh Yohanes dan Catherine Moynahan.

Otoritas dan penduduk lokal di Amityville tidak begitu senang dengan perhatian orang terhadap “The Amityville Horror”, dan mereka cenderung tidak setuju untuk mendiskusikannya kepada publik.Situs Sejarah Masyarakat Amityville -Amityville Historical Society – juga tidak mancantumkan perihal pembunuhan yang dilakukan oleh Ronald DeFeo, Jr. ditahun 1974, ataupun peristiwa yang terjadi dengan keluarga Lutz saat tinggal dirumah 112 Ocean Avenue. Ketika History Channel akan membuat dokumenter seputar “The Amityville Horror” ditahun 2000, tidak ada masyarakat yang mau menceritakannya di depan kamera.

Sampai sekarang  The Amityville Horror masih menjadi misteri perbincangan masyarakat di Amerika, percaya atau tidak itu adalah hak pandangan masing-masing personal, mungkin bila disamakan dengan di Indonesia kisah ini seperti ‘Rumah hantu pondok indah’ yang saat ini masih menjadi misteri tabu.

Misteri Kisah Para Gadis Smith

Kisah bermula dari email misterius yang diterima seseorang bernama John Smith. Pengirim email mengaku sebagai kedua kakak John. Mereka mengatakan, tahun 1993 mereka tinggal di rumah yang sama dan kamar tidur John adalah bekas kamar tidur mereka. Mereka mengaku memiliki kehidupan yang bahagia. Hingga peristiwa di malam misterius itu.

John mengklik lampiran di email tersebut. Ternyata berisi scan artikel dari sebuah koran tua :

“Pada tahun 1993, dua kakak beradik dibunuh secara brutal di komunitas kota kecil Plainfield, Wisconsin. Lisa Smith, 19 dan Sarah Smith, 15 tahun diserang di rumah orang tua mereka pada malam 17 November, sekitar jam 01:30. Kedua gadis Smith sedang berbaring di tempat tidur ketika seorang pembunuh gila masuk ke rumah. Tidak ada yang mendengar mereka berteriak.

Di pagi hari, orang tua mereka menemukan mayat kedua anaknya tersembunyi di lemari kamar tidur. Mereka telah dikuliti hidup-hidup. Pembunuh menghilang dan tidak dapat ditemukan. Mereka telah dibunuh secara anonim. Polisi melakukan penyelidikan mendalam, tetapi tidak berhasil mengungkap kasus ini. Motif atas serangan itu tidak pernah ditemukan, begitu juga identitas pembunuh masih menjadi misteri. Polisi hanya menemukan serangkaian email aneh di komputer Lisa. Kasus ini ditutup pada bulan Oktober 2000. ”

Dalam sisa email, kedua kakak John mengatakan bahwa mereka marah karena kasus ini ditutup dan orang sudah lupa tentang mereka. Mereka marah karena orang tua mereka ingin melupakan mereka juga.

Mereka marah karena orang tua mereka memutuskan untuk memiliki bayi baru. Seorang anak kecil bernama John.
Mereka marah karena orang tua mereka tidak pernah bercerita tentang mereka pada John.

John Smith, mengirimkan balasan email berisi kemarahan pada orang yang mengaku sebagai kakak-kakaknya itu dan mengatakan ia tidak percaya apa yang mereka katakan. John Smith meragukan isi email misterius itu dan menuding pengirimnya sebagai hoax. John juga menulis “pergilah ke neraka” di akhir emailnya.

Lima menit kemudian, emailnya langsung di balas. Si pengirim menulis “Jika kamu tidak percaya kami, lihat di lemari kamar tidur.”

Itulah email terakhir yang ditemukan pada komputer John. Polisi tidak bisa melacak identitas pengirimnya.

Di lantai lemari, polisi menemukan pesan samar, diukir di kayu. Pesan ini bertuliskan “Lisa dan Sarah – 1993″. Di bawahnya, adalah ukiran lain yang berbunyi “John 2007″.

Tidak ada seorang pun tahu apa yang John lakukan selanjutnya, tapi di pagi hari, orang tua John terbangun untuk menemukan anak mereka hilang. Kemudian mereka memeriksa lemari kamarnya dan mendapatkan jenazah John telah dikuliti hidup-hidup.

Tidak ada seorang pun tahu apa yang sebenarnya terjadi malam itu. Polisi hanya mampu mengumpulkan bagian cerita berdasarkan apa yang mereka ditemukan di komputer John.

Orangtua John tidak habis pikir, kenapa pembunuhan keji ini bisa terjadi berulangkali pada keluarga mereka?

Rasanya terlalu aneh untuk menjadi hanya kebetulan. Dua saudara dibunuh dan beberapa belas tahun kemudian, saudara mereka dibunuh dengan cara yang persis sama, di tempat yang sama persis. Dan satu-satunya bukti tertinggal adalah beberapa email menakutkan.

Mitos ‘Kidung Lingsir Wengi’ Lagu Kuntilanak

obat diabetes paling manjur
obat diabetes paling mujarab
obat diabetes paten 
Konon dengan mendengarkan lagu “kidung lingsir wengi” pas waktu-waktu tertentu, Kuntilanak akan datang menjumpai orang yang mendengarkannya……

Liriknya seperti ini :
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno…
Ojo tangi nggonmu guling…
Awas jo ngetoro…
Aku lagi bang wingo wingo…
Jin setan kang tak utusi…
Dadyo sebarang…
Wojo lelayu sebet…

Dalam Bahasa indonesia :
Menjelang malam, dirimu akan lenyap…
Jangan bangun dari tempat tidurmu…
Awas jangan menampakkan diri…
Aku sedang dalam kemarahan besar…
Jin dan setan yang kuperintah…
Menjadi perantara…
Untuk mencabut nyawamu…

Berikut adalah kisah kejadian yang dialami oleh seorang member Kaskuser:

    bbrp tahun yg lalu saya pernah mengalami kejadian begini :

    Suatu malam tiba2 saya terjaga dari tidur, lalu saya melihat pintu kamar saya terbuka pelan2… keadaan saat itu samar2 karena lampu di kamar saya matikan sebelum tidur.
    Tiba2 terdengar alunan lagu-lagu jawa seperti lingsir wengi, padahal saya sendiri tidak bisa berbahasa jawa, setelah itu seorang nenek memakai baju khas jawa masuk ke kamar sambil bergumam berbahasa jawa.

    Spontan saya ketakutan, tetapi badan saya tidak bisa digerakkan seperti tertindih, saya terus memperhatikan nenek2 itu…, tiba2 nenek itu terdiam dan memperhatikan saya… lalu dia tertawa kecil.

    Setelah itu, nenek tersebut mendekati saya yg waktu itu masih dalam posisi terlentang tidur, nenek itu terus bergumam bahasa jawa seakan2 sedang ngobrol. Saat nenek itu berdiri di dekat kaki saya, dia jongkok kecil dan menyentuh paha saya dengan jari dia.

    Saya pikir ini cuman mimpi buruk, tetapi ketika dia menyentuh paha saya… sangat terasa nyata…, saya pun memaksakan diri untuk berontak dan berhasil bangun sambil mengepal tangan saya dan memukul nenek itu, tetapi malah angin yg saya pukul. nenek itu tiba2 lenyap.

    keringat saya mengucur… dan napas saya tersengal2…

    Nah setelah mendengar lagu lingsir wengi, saya menjadi teringat kembali kejadian itu.

Sebenernya apa sih Lagu ‘kidung lingsir wengi’? Sebelum kami membahas lebih lanjut tentang lagu ini, sebaiknya Anda dengarkan dulu lagu tersebut sampai habis, sebelum melangkah kebacaan selanjutnya, lagunya bisa anda download disini.

Sudah dengar kan lagunya? Mari kita lanjutkan bacaan ini, dan ini sedikit berita dari Prambors :

    lagu ini menjadi bahan omongan di Prambors, ada beberapa wadyabala yang merasa “digoda” disaat tertidur setelah mendengar lagu ini…Panda dan Utha bahkan gak mau denger lagu ini ampe abisss.. hehe gosipnya lagu ini bisa memanggil mahluk yang kasat mata…

    tapi jangan mudah percaya namanya juga gosipp!
    hehehe,

Benarkah demikian ?

Ternyata Kidung ini Plesetan dari Aslinya yang diciptakan Sunan Kalijaga, berikut bantahan lagu tersebut seperti yang dilansir blog tidakmenarik.wordpress.com. :

Sangat sangat disayangkan, bila ada yang menganggap kidung rumekso ing wengi adalah lagu/kidungnya mbakyu kunti…
Padahal kanjeng sunan kalijogo menciptakan/membuat kidung itu untuk ‘unen2′ yang dalam masyarakat jawa/kejawen sebagai pengganti dzikir/wirid oleh muslim jawa pada waktu dulu sehabis melakukan sholat malam.

Bila lebih dicermati kidung tersebut dikenal karena berisi mantra tolak balak,
Laku kidung ini mengingatkan manusia agar mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga terhindar dari kutukan dan malapetaka yang lebih dahsyat. Dengan demikian kita dituntut untuk senantiasa berbakti, beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sedangkan fungsi kidung secara eksplisit tersurat dalam kalimat kidung itu, yang antara lain; Penolak balak di malam hari, seperti teluh, santet, duduk, ngama, maling, penggawe ala dan semua malapetaka. Pembebas semua benda . Pemyembuh penyakit, termasuk gila. Pembebas pageblug. Pemercepat jodoh bagi perawan tua. Menang dalam perang . Memperlancar cita-cita luhur dan mulia.

Berikut arti lagu tersebut yang sebenarnya dalam bahasa Indonesia, silahkan dicermati dalam bait mana yang berhubungan dengan mbakyu kunti….

Ada kidung rumekso ing wengi(lagu yang mengalun ditengah malam). Yang menjadikan kuat selamat terbebas
dari semua penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin dan setanpun tidak mau. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat.
guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuripun menjauh dariku.
Segala bahaya akan lenyap.

Semua penyakit pulang ketempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih. Semua senjata tidak mengena. Bagaikan kapuk jatuh dibesi. Segenap racun menjadi tawar. Binatang buas menjadi jinak. Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.

Kandangnya semua badak. Meski batu dan laut mengering. Pada akhirnya semua slamat. Sebab badannya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul dalam lindungan Tuhan. Hatiku Adam dan otakku nabi Sis. Ucapanku adalah nabi Musa.

Nafasku nabi Isa yang teramat mulia. Nabi Yakup pendenganranku. Nabi Daud menjadi suaraku. Nabi Ibrahim sebagai nyawaku. Nabi sulaiman
menjadi kesaktianku. Nabi Yusuf menjadi rupaku. Nabi Idris menjadi rupaku. Ali sebagai kulitku. Abubakar darahku dan Umar dagingku. Sedangkan Usman sebagai tulangku.

Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia. Siti fatimah sebagai kekuatan badanku. Nanti nabi Ayub ada didalam ususku. Nabi Nuh didalam jantungku. Nabi Yunus didalam otakku. Mataku ialah Nabi Muhamad. Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa. Maka lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.

Nah, sudah mengertikan Anda arti dari lagu ini sesungguhnya, tidak ada yang menakutkan bukan. Sebenarnya sih lagu apa aja bisa buat memangil setan (makhluk halus) asal niatnya negatif karena sang setan sangat senang merasuki manusia yang berpikiran negatif, kita sendiri tidak bisa memungkiri bahwa ada makhluk lain di sekitar kita, namun apapun makhluk itu tidak perlu ditakuti ataupun di banggakan karena yang perlu dibanggakan dan ditakuti hanya Yang Maha Esa.

Misteri Petit Trianon “Moberly and Jourdain Incident”

obat diabetes normal range
obat diabetes nutrition
obat diabetes natural cure
Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu masalah. Ada yang memandangnya dari sisi spiritual, dan ada yang memilih untuk memandangnya dari sisi sains, walaupun fiksi sains sekalipun. Ini bisa terlihat dari sebuah peristiwa misterius yang dikenal dengan sebutan Moberly Jourdain Incident.

Sebagian orang percaya kalau insiden itu adalah contoh kasus Time Slip atau kembali ke masa lampau tanpa disengaja. Yang lain beranggapan kalau kasus itu adalah kasus yang berhubungan dengan dunia supranatural. Mereka yang percaya dengan teori supranatural lebih suka menyebut peristiwa itu dengan sebutan The Ghosts of Versailles atau The Ghosts of Trianon.

Kisah ini kemudian menjadi kontroversial dan menarik perhatian yang cukup besar. Bahkan konon peristiwa ini disebut turut memberikan inspirasi bagi JRR Tolkien, penulis trilogi “Lords of the Ring“.

Semuanya bermula ketika dua wanita Inggris memutuskan untuk melakukan perjalanan liburan ke Paris pada tahun 1901.
Liburan yang tidak terlupakan

Charlotte Anne Moberly dan Eleanor Jourdain adalah dua wanita yang berasal dari latar belakang keluarga yang terpelajar. Ayah Moberly adalah kepala sekolah Winchester College yang kemudian menjadi uskup Salisbury. Demikian juga dengan Jourdain. Ayahnya adalah seorang pendeta di Ashbourne. Kakak perempuannya adalah seorang sejarawan seni, sedangkan kakak laki-lakinya adalah seorang ahli matematika.
Charlotte Anne Moberly dan Eleanor Jourdain

Jadi, kita mendapatkan dua wanita dengan reputasi yang baik.

Suatu hari, kedua wanita ini memutuskan untuk pergi berlibur ke beberapa tempat di Eropa dan salah satu tujuan persinggahan mereka adalah Paris. Pada tanggal 10 Agustus 1901, kedua wanita itu sudah ada di dalam sebuah kereta yang akan membawa mereka ke Versailles.

Setiba disana, bersama rombongan turis lainnya, mereka berkeliling di kompleks istana Versailles yang megah.
Kompleks Istana Versailles

Moberly dan Jourdain tidak menyadari kalau sebentar lagi mereka akan mengalami sesuatu yang luar biasa.
Petit Trianon yang Misterius

Setelah berkeliling untuk beberapa lama, mereka memutuskan untuk mengunjungi Petit Trianon, salah satu bangunan yang ada di kompleks itu.
Petit Trianon

Di tempat ini, ratu Marie Antoinette (1755-1793) biasa datang untuk beristirahat dan menjauhkan diri dari urusan-urusan istana.

Moberly dan Jourdan masuk ke taman bunga Trianon sambil mengagumi bunga-bunga yang ada disitu.

Kemudian keduanya menyadari kalau mereka tidak lagi mengenali pemandangan di sekitarnya. Seakan-akan mereka sedang berada di sebuah taman yang asing, berbeda dengan apa yang telah mereka lihat sebelumnya. Sepertinya mereka telah tersesat.

Dan peristiwa misterius itu terjadi!
Pemandangan dari masa lampau

Kedua wanita yang kebingungan itu kemudian berusaha mencari jalan keluar. ketika mereka berbelok di satu sudut jalan, mereka melihat sebuah rumah petani yang sudah kosong dan sebuah bajak tergeletak di sisi jalan setapak.

Tiba-tiba mereka merasakan sebuah perasaan aneh. Seakan-akan ada sebuah tekanan berat memenuhi pikiran mereka dan semuanya terasa begitu asing.

Lalu, entah darimana datangnya, dua pria muncul. Keduanya mengenakan pakaian aneh yang tidak mereka kenal, yaitu jas panjang berwana hijau abu-abu dengan topi tiga sudut.

Moderly dan Jourdain kemudian mendekati kedua pria tersebut dan bertanya bagaimana caranya supaya mereka bisa kembali ke Petit Trianon.

Kedua pria asing itu menunjuk jalan setapak yang sebelumnya tidak terlihat oleh mereka.

Setelah menelusuri jalan itu, Jourdain melihat sebuah pondok dengan seorang wanita dan seorang anak perempuan di pintu depannya. Wanita itu sedang menyodorkan sebuah kendi air minum untuk anak perempuan itu.

Anehnya, Moberly tidak bisa melihat pondok ataupun wanita dan anak perempuan itu, namun ia bisa merasakan perubahan pada atmosfer di sekitarnya. Ia menyadari kalau suasana telah berubah menjadi begitu tenang dan sunyi.

Ia mendeskripsikannya:

    “Tiba-tiba semuanya terlihat tidak natural, karenanya menjadi sangat tidak nyaman. Bahkan pepohonan terlihat begitu datar dan tidak ada tanda-tanda kehidupan, seperti kayu-kayu buatan saja. Tidak ada efek dari cahaya matahari dan tidak ada angin yang berhembus.”

Perubahan pada atmosfer ini diiringi dengan perasaan tertekan yang semakin menjadi-jadi. Ditambah lagi dengan suhu yang cukup panas dan wangi bunga-bunga. Kedua wanita itu merasa seperti orang sakit.

Jadi, mereka memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon sambil mengipas-ngipas.

Moberly dan Jourdain bukan wanita yang gampang panik. Keduanya berasal dari keluarga terpelajar dan biasa menanggapi sesuatu dengan tenang dan berpikiran jernih. Namun kali ini mereka merasakan ada sesuatu yang tidak beres dan mereka tidak bisa menjelaskannya.

Setelah beristirahat sejenak, keduanya kembali berjalan. Kali ini mereka menemukan sebuah gazebo. Lalu mereka menghampirinya.

Ketika sedang berjalan menuju tempat itu, mereka melihat seorang pria sedang duduk disitu. Mereka tidak tahu dari mana pria itu datang. Namun yang membuat mereka kaget adalah penampilannya yang cukup mengerikan. Wajahnya menyeringai dan terlihat seperti seseorang yang sedang menderita cacar.

Menurut Jourdain:

    “Pria itu memutar wajahnya perlahan-lahan, dan terlihatlah kalau wajahnya penuh dengan bintik-bintik seperti cacar. Kulitnya gelap dan ekspresinya terlihat seperti orang jahat. Walaupun aku tidak merasa ia sedang memperhatikan kami, namun aku bisa merasakan kejijikan yang luar biasa.”

Tiba-tiba, terdengar sebuah teriakan yang menyatakan kalau mereka telah salah mengambil jalan. Suara itu ternyata berasal dari seorang pria tinggi bermata gelap. Rambutnya yang sedikit keriting terlihat menyembul dari balik sombrero yang dikenakannya.

Kedua wanita itu memutuskan untuk mengikuti sarannya. Lalu mereka membalikkan badan dan kembali ke jalur semula. Kemudian, mereka melihat sebuah jembatan kecil. Setelah berjalan melewati jembatan itu, mereka ternyata sampai ke sebuah taman.

Namun peristiwa aneh yang dialami belum selesai.

Di taman itu, Moberly melihat seorang wanita sedang duduk di sebuah bangku. Ia mengenakan pakaian model kuno dengan syal berwarna hijau pucat. Namun, Jourdain tidak bisa melihatnya.

Awalnya Moberly mengira kalau wanita itu seorang turis, namun ia menyadari kalau turis tidak mungkin mengenakan pakaian dengan model yang kuno seperti itu.

Tiba-tiba seorang pria muncul dari salah satu bangunan disitu sambil membanting pintu. Pria itu mengatakan kepada Moberly dan Jourdain kalau gerbang menuju Petit Trianon ada di sebelah bangunan yang satunya. Ketika mereka berjalan memutar menuju sisi lain dari bangunan itu, mereka menemukan rombongan turis lainnya.

Perasaan tertekan yang terus menerus dirasakan mulai terangkat dan semuanya kembali menjadi normal.
Hantu Petit Trianon

Setelah pulang dari perjalanan liburan itu, Moberly dan Jourdain menyimpulkan kalau Petit Trianon sesungguhnya didiami oleh roh-roh dari masa lampau dan mereka memutuskan untuk meneliti lebih jauh sejarah Petit Trianon.

Dari hasil penyelidikan mereka mengenai sejarah Perancis yang berhubungan dengan Petit Trianon, mereka menemukan kalau pada tanggal 10 Agustus 1792, tanggal yang sama dengan tanggal kunjungan mereka, istana Tuileries di Paris dikepung oleh para pemberontak dan para penjaga istana turut dibantai. Peristiwa ini membuat keluarga kerajaan melarikan diri mencari perlindungan.

Moberly dan Jourdain mulai berpikir apakah dengan suatu cara mereka telah melihat hantu-hantu keluarga kerajaan atau melihat kembali situasi di masa lampau.

Kecurigaan ini menjadi semakin kuat ketika Moberly melihat lukisan Marie Antoinette karya Wertmuller. Ia terkejut karena menemukan kalau wanita yang dilihatnya sedang duduk di taman sangat mirip dengan Marie Antoinette yang tergambar di lukisan itu. Bahkan pakaian yang dikenakannya pun sama.

Setelah melihat beberapa lukisan lainnya, keduanya menemukan kalau pria yang memiliki wajah dengan cacar ternyata sangat mirip dengan musuh Marie Antoinette yang bernama Comte de Vaudreuil yang memang memiliki karakter wajah seperti itu.
Marie Antoinette (kiri) / Comte de Vaudreuil (kanan)

Dalam beberapa kesempatan, keduanya kembali mengunjungi Petit Trianon. Mereka menemukan pemandangan berbeda dengan yang mereka lihat pada waktu itu. Mereka tidak bisa menemukan gazebo atau jembatan kecil yang yang mereka lewati. Namun dari hasil riset, diketahui kalau jembatan itu ada disitu pada tahun 1789.

Dari hasil penelitian pula terungkap kalau jas panjang berwarna hijau abu-abu yang dikenakan dua pria yang mereka lihat ternyata seragam para penjaga istana pada masa Ratu Antoinette.

Moberly dan Jourdain kemudian mempublikasikan pengalaman mereka dalam sebuah buku yang berjudul “An Adventure” yang diterbitkan pada tahun 1911. Keduanya menggunakan pseudonim Elizabeth Morison dan Frances Lamont. Identitas dua penulis ini baru terungkap pada tahun 1931 setelah kematian mereka.

Setelah identitas asli mereka terungkap, para peneliti semakin tertarik menyelidiki kasus ini mengingat latar belakang mereka yang terpelajar.
Penjelasan Alternatif

Beberapa penulis percaya kalau kedua wanita itu mengalami apa yang disebut dengan Time Slip. Tanpa sengaja, entah dengan cara bagaimana, keduanya kembali ke tahun antara 1789-1792 ketika terjadi peristiwa pengepungan istana Tuileries. Namun, tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana proses ini bisa terjadi.

Sebagian lain, termasuk Moberly dan Jourdain, percaya kalau apa yang dilihat mereka adalah hantu-hantu dari masa lampau. Hal ini juga dipercaya juga oleh banyak penulis lainnya sehingga mereka lebih suka merujuk peristiwa ini dengan istilah Ghosts of Versailles atau Ghosts of Trianon.

Penjelasan lain yang cukup supranatural adalah Retrocognition, yaitu pengetahuan mengenai sebuah peristiwa di masa lampau yang tidak didapat dari hasil belajar. Mereka yang percaya dengan penjelasan ini percaya kalau kedua wanita tersebut mendapatkan penglihatan mengenai peristiwa masa lampau. Teori ini tidak berhubungan dengan hantu, melainkan hanya dengan fenomena paranormal yang juga tidak bisa dijelaskan dengan sains.

Penjelasan lain yang mencoba untuk melihat dari sisi rasional dikemukakan oleh Philippe Julian pada tahun 1965. Ia mengatakan kalau pada tahun kunjungan Moberly dan Jourdain, ada seorang pejabat setempat bernama Robert de Monstesquiou yang suka mengadakan pesta dimana para tamunya diwajibkan mengenakan pakaian model kuno dan menampilkan tari-tarian. Moberly dan Jourdain mungkin telah tanpa sengaja masuk ke tempat para tamu ini mengadakan latihan untuk penampilan mereka.

Walaupun sukar untuk menerima argumen Julian, namun ternyata bukan hanya dia yang beranggapan seperti ini. Bahkan kalangan peneliti fenomena paranormal yang tergabung dalam Society for Psychical Research pun beranggapan kalau kedua wanita itu telah salah menginterpretasikan apa yang dialami mereka. Misalnya, dari hasil penyelidikan yang mereka lakukan, ditemukan sebuah peta taman Trianon yang berasal dari tahun 1903 yang jelas menunjukkan kalau memang ada jembatan kecil di tempat itu.

Mungkin argumentasi yang paling membawa kerusakan besar pada reputasi kedua wanita itu adalah yang dikemukakan oleh W.H Salter, seorang penulis, pada tahun 1950. Ia meneliti surat-surat korespondensi antara Moberly dan Jourdain dengan Society of Psychical Research dan menemukan kalau banyak deskripsi di dalam kisah mereka sesungguhnya baru ditambahkan pada tahun 1906 setelah keduanya melakukan riset mendalam mengenai Petit Trianon. Menurut Salter, kedua wanita ini mungkin telah membesar-besarkan pengalaman mereka.

Jadi, apa yang sesungguhnya terjadi pada Moberly dan Jourdain? Apakah mereka telah membuat sebuah cerita fiksi?

Ataukah mereka memang mengalami sesuatu yang supranatural di Petit Trianon?

Misteri ‘The Black Dahlia Murder’, Kisah Pembunuhan Elizabeth Short

obat diabetes mellitus tipe 1
obat diabetes melitus tipe 2
obat diabetes meletus

Dalam sejarah Los Angeles, ada satu pembunuhan yang menarik perhatian begitu luas. Bahkan setelah 60 tahun berlalu, kasus ini secara resmi dianggap sebagai tidak terpecahkan. Korbannya cuma satu orang, namun karakteristik pembunuhan ini begitu keji sehingga kasus ini mendapat tempat khusus di media. Kasus ini disebut pembunuhan Black Dahlia.

(Warning: Tulisan ini memiliki deskripsi yang kurang menyenangkan )

Mayat terpotong di lahan kosong

15 Januari 1947, Betty Bersinger berjalan keluar dari rumahnya di Los Angeles sambil membawa anak perempuannya yang masih berusia 3 tahun menuju sebuah toko sepatu. Ketika sampai di Leimert Park di dekat sudut Norton 39th, Betty dan putrinya melewati beberapa bidang lahan kosong yang ditumbuhi semak-semak.

Tidak berapa lama kemudian, mata Betty terpaku pada sesuatu berwarna putih di dekat semak-semak. Benda itu terlihat seperti sebuah manekin dari departemen store yang telah terpotong dua. Dipenuhi rasa ingin tahu, Betty mendekati objek itu. Sesaat kemudian, ia terkesiap menyaksikan apa yang disangkanya manekin ternyata mayat seorang wanita berkulit putih yang telah terpotong dua.

Polisi segera dihubungi dan beberapa waktu kemudian, dua orang polisi bernama Frank Perkins dan Will Fitzgerald tiba di lokasi.

Kondisi Mayat

Mayat wanita itu terbaring telentang dengan lengan yang terangkat di atas bahunya. Kedua kakinya terbuka lebar dalam pose yang vulgar. Luka robek dan lecet memenuhi seluruh tubuhnya. Mulutnya disobek sehingga senyumnya melebar dari telinga satu ke telinga yang lain. Pada pergelangan tangan, pergelangan kaki dan lehernya, terlihat adanya bekas jeratan tali sehingga para penyelidik menyimpulkan kalau ia telah diikat dan disiksa selama beberapa hari.

Namun, apa yang paling mengerikan dari mayat ini adalah kenyataan kalau tubuhnya telah disembelih dengan rapi di atas pinggang sehingga terbelah dua.

Polisi menyimpulkan kalau ia telah dibunuh di suatu tempat dan mayatnya dibuang ke tempat itu pada malam hari. Ini terlihat dari tidak adanya darah pada tanah dan mayat itu. Sang pembunuh mungkin telah membersihkan mayat itu sebelum dibuang ke tanah kosong.

Kasus mutilasi mengerikan ini dengan segera menjadi prioritas utama kepolisian Los Angeles (LAPD) yang kemudian menugaskan detektif Harry Hansen dan partnernya Finis Brown untuk segera menyelidiki kasus itu.

Ketika kedua detektif itu tiba di lokasi, mereka menemukan tempat kejadian perkara telah dipenuhi oleh pejalan kaki dan reporter yang meliput. Hansen segera membubarkan massa untuk mengamankan barang bukti yang mungkin tercecer di tempat itu.

Tetapi, di lokasi itu, mereka tidak menemukan adanya senjata pembunuh ataupun jejak kaki.

Situasi Leimert Park ketika mayat ditemukan

Setelah selesai diperiksa di tempat, mayat wanita itu segera dibawa ke kamar mayat. Sidik jarinya dikirim ke kantor FBI di Washington untuk diidentifikasi. Sementara menunggu hasil pemeriksaan FBI, petugas otopsi memeriksa mayat itu dan mereka kembali menemukan beberapa detail mengerikan lainnya.

Pada mayat itu ditemukan banyak cabikan di wajah, kepala dan tubuhnya. Lalu, terlihat adanya tanda-tanda sodomi dan pemerkosaan walaupun tidak ditemukan adanya sperma di dalam tubuhnya.

Begitu mengerikannya kondisi mayat ini sehingga bahkan dokter dan detektif yang paling tabah sekalipun dibuat syok olehnya.

Tidak berapa lama kemudian, hasil pemeriksaan FBI terhadap sidik jari mayat itu tiba di kantor LAPD. Perempuan yang dibunuh itu ternyata bernama Elizabeth Short, 22 tahun, yang berasal dari Massachusetts.

Setelah identitas korban diketahui, para detektif segera mengerahkan upayanya untuk menggali informasi mengenai perempuan ini supaya dapat menemukan petunjuk yang mungkin bisa mengarah kepada sang pembunuh.

Namun, mereka tidak menyangka kalau apa yang akan ditemukan berikutnya ternyata malah menjadi teka-teki yang membingungkan.

Siapa Elizabeth Short

Elizabeth Short lahir tanggal 29 Juli 1924 di Hydepark, Massachusetts. Beth yang masih muda kemudian pindah ke Hollywod untuk mengejar karir di bidang perfilman.

Ia dikenal sebagai perempuan yang gampang bergaul dan memiliki banyak kenalan. Wajahnya yang cantik membuatnya sering menarik perhatian para pria, bahkan di Holywood sekalipun dimana kecantikan adalah hal yang biasa.

Di Hollywood, Beth mulai berkenalan dengan banyak orang dari kalangan sosialita kelas atas. Salah satu pria yang kemudian menjadi teman baiknya adalah Mark hansen, seorang pemilik klub malam dan teater.

Hansen lalu mengajak Beth pindah ke rumahnya bersama sejumlah artis lainnya. Kadang para artis ini menjadi penghibur bagi tamu-tamu yang datang ke klub Hansen. Dengan segera, Beth menjadi bagian yang tetap dalam kelompok Hansen. Kondisi ini cukup menguntungkan baginya karena karirnya di film tidak berkembang.

Pada masa itu, film “The Blue Dahlia” yang diperankan Veronica Lake dan Alan Ladd beredar di masyarakat. Beberapa teman Beth mulai memanggilnya dengan sebutan Black Dahlia karena rambut hitamnya kesukaannya mengenakan pakaian hitam.

Siapa yang membunuh Beth?

Setelah kasus pembunuhan Beth tersebar luas di media, ada sekitar 60 pria dan wanita maju ke publik dan mengaku sebagai pembunuh sebenarnya. Namun, pengakuan-pengakuan ini tidak disertai oleh bukti yang bisa diverifikasi oleh pihak kepolisian sehingga semua pengakuan ini dianggap hanya sebagai usaha mencari sensasi.

Pada masa itu, kasus pembunuhan Black Dahlia adalah kasus penyelidikan kriminal terbesar yang pernah dilakukan LAPD sejak kasus pembunuhan Marion Parker yang terjadi pada tahun 1927. Karena besarnya skala penyelidikan ini, LAPD mendapatkan bantuan ratusan petugas dari badan lainnya.

Beberapa hari setelah penemuan mayat mayat Beth, polisi mendapatkan sebuah paket misterius yang mungkin berasal dari sang pembunuh sendiri.

Paket itu tiba di kantor harian Los Angeles Examiner yang segera diteruskan ke polisi. Di dalamnya ditemukan sebuah catatan yang terbuat dari guntingan-guntingan koran yang bertuliskan “Ini adalah barang-barang kepunyaan Dahlia…surat akan menyusul“.

Di dalam kotak itu juga ditemukan kartu jaminan sosial kepunyaan Beth, akte kelahiran, foto Beth dengan rekan-rekannya, kartu nama dan nota klaim untuk koper yang tertinggal di depot bus. Barang lain yang cukup menarik adalah buku alamat milik Mark hansen yang beberapa halamannya telah hilang.

Polisi mencoba untuk mencari sidik jari dari kotak dan barang-barang yang ada di dalamnya, namun ternyata semua barang tersebut telah dicuci dengan minyak tanah untuk membersihkannya dari sidik jari.

Para detektif lalu memulai tugas berat untuk menyelidiki semua nama yang ada di buku alamat Hansen. Surat menyusul yang dijanjikan sang pembunuh memang tiba, namun tanpa petunjuk yang berarti.

Karena kompleksnya kasus ini, para detektif memulai penyelidikan ini dengan menganggap setiap orang yang mengenal Beth sebagai tersangka pembunuhan. Ratusan orang masuk ke dalam daftar tersangka dan ribuan orang diwawancarai untuk mencari petunjuk yang bisa mengarah kepada pembunuh sadis itu.

Jika melihat kondisi mayat yang mengerikan, ada dua kemungkinan mengenai sang pembunuh.

Pertama, sang pembunuh adalah orang yang mengenal Beth dan mungkin telah membunuhnya karena dendam. Memang, pada kasus pembunuhan dimana mayat korban dirusak dengan kejam, pada umumnya, pelakunya memang orang yang mengenal korban.

Karena itu, orang-orang yang mengenal Beth seperti Mark Hansen diperiksa satu persatu. Namun, mereka tidak menemukan bukti yang bisa mengarah kepada pelaku pembunuhan.

Sedangkan kemungkinan kedua adalah pembunuh berantai. Teori pembunuh berantai memang teori yang paling populer dan dalam 60 tahun terakhir ini, beberapa peneliti independen telah mencoba melakukan penyelidikannya sendiri dan menghasilkan beberapa kesimpulan yang cukup kuat.

Selama 60 tahun terakhir ini, paling tidak ada 24 tersangka yang dianggap paling mungkin melakukan pembunuhan Black Dahlia, namun, saya hanya akan membahas beberapa nama yang paling populer.

Cleveland Torso Murder

Pada tahun 1930an, sebelum pembunuhan Beth, ada seorang pembunuh berantai yang meneror Cleveland. Pembunuh itu dikenal dengan julukan “Mad Butcher of Kingsbury Run“. Julukan terhadap kasusnya adalah “Cleveland Torso Killer“. Julukan ini didapatkan karena seluruh korban dimutilasi dengan sayatan yang rapi, persis seperti Beth.

Kasus pembunuhan ini ditangani langsung oleh Elliot Ness yang legendaris. Ness dikenal sebagai aparat yang berhasil menangkap dan memenjarakan mafia kelas kakap Al Capone.

Walaupun ditangani secara langsung oleh Ness, kasus pembunuhan Cleveland tetap tidak bisa dipecahkan. Jadi, wajar jika banyak orang percaya kalau pelaku pembunuhan dalam kedua kasus ini dilakukan oleh orang yang sama.

Mungkinkah pembunuh dari Cleveland itu pindah ke California dan membunuh Beth?

George Knowlton

Pada tahun 1995, seorang penulis bernama Janice Knowlton menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Daddy was the Black Dahlia Killer“.

Dalam bukunya, ia memiliki teori kalau ayahnya yang bernama George Knowlton adalah sang pembunuh Black Dahlia. Namun, para penyelidik menolak teorinya karena mereka menganggap Janice hanya mengeluarkan teorinya berdasarkan ingatan yang depresi, mengingat ayahnya suka menganiayanya secara seksual sejak kecil.

George Hodel

Selain Janice Knowlton, ada satu orang lagi yang juga menulis buku yang menuduh ayahnya sebagai Black Dahlia Killer. Ia adalah Steve Hodel, seorang detektif bagian pembunuhan di LAPD.

Buku yang ditulisnya berjudul “Black Dahlia Avenger” dan terbit tahun 2003. Di dalamnya ia menuduh sang ayah, Dr.George Hodel, yang juga seorang ahli bedah, sebagai pembunuh Black Dahlia.

“Apa yang saya mengejutkan saya adalah adanya kemungkinan kalau pembunuhnya adalah seorang dokter bedah.” Kata Steve. “Bukan sekedar pemotong daging, bukan tukang jagal hewan, melainkan seorang ahli bedah yang terampil.”

Dr. Mark Wallack, seorang ahli bedah di Rumah sakit St Vincent di New York, yang melihat foto kondisi mayat Beth sebelum dan sesudah otopsi, juga percaya dengan pendapat Steve.

“Ketrampilan seperti ini hanya bisa dimiliki oleh mereka yang memiliki pengalaman dalam pembedahan.” Kata Wallack. Ia juga percaya kalau pembunuhnya adalah seorang dokter.

Selain itu, Steve juga menemukan kalau ayahnya ternyata pengidap kelainan seksual Sadistic misogynist yang telah melakukan hubungan incest dengan anaknya sendiri, Tamar, saudara tiri Steve.

Steve juga percaya kalau beberapa kasus pembunuhan yang tidak terpecahkan lainnya mungkin dilakukan oleh ayahnya, seperti “Red Lipstick Murder”, yaitu pembunuhan terhadap Jeanne French yang mayatnya ditemukan satu bulan setelah Beth dengan huruf BD tertulis dengan lipstik merah di tubuhnya. Mayat French juga ditemukan di lahan kosong.

Namun, mungkin yang paling luar biasa adalah teori Steve kalau ayahnya juga adalah Zodiac Killer yang legendaris. Zodiac Killer adalah pembunuh berantai yang beroperasi di California pada tahun 1960an. Jumlah korbannya yang bisa diverifikasi adalah 7 orang, walaupun Zodiac sendiri mengaku telah membunuh 37 orang. Kasus Zodiac juga termasuk ke dalam kategori Tidak Terpecahkan.

Teori Steve ini cukup luar biasa, tetapi sepertinya ia punya dasar yang cukup kuat. Foto George Hodel ternyata sangat mirip dengan sketsa wajah Zodiac Killer yang dirilis oleh pihak kepolisian pada tahun 1960an.

Teori Hodel belum mendapat pengakuan dari LAPD dan bahkan dianggap mengada-ngada oleh banyak pihak. Walaupun begitu, teorinya cukup mendapat banyak apresiasi dari berbagai pihak, seperti deputi jaksa wilayah, Steve Kay, dan penulis buku mengenai Black Dahlia bernama James Ellroy.

Jika pembunuh Black Dahlia, Red Lipstick Murder dan Zodiac Killer ternyata orang yang sama, maka bukan tidak mungkin kalau pengakuan Zodiac mengenai jumlah korbannya benar adanya.

Arnold Smith

Pada tahun 1981, puluhan tahun setelah pembunuhan itu terjadi, ada satu petunjuk penting mengenai kasus ini muncul ke permukaan. Waktu itu, seorang detektif LAPD bernama John St.John menerima informasi mengenai kasus Black Dahlia dari seorang informan.

St.John dikenal sebagai detektif hebat yang telah menangani banyak kasus pembunuhan. Bahkan kisah hidupnya telah menjadi inspirasi bagi buku dan film seri di televisi.

Suatu hari, seorang informan datang kepadanya dan memberikan sebuah rekaman pengakuan dari seseorang yang bisa jadi sang pembunuh Black Dahlia sendiri. Pria di dalam rekaman itu juga menunjukkan kepada sang informan beberapa foto dan barang-barang pribadi yang diklaimnya sebagai milik Beth.

Pria itu bernama Arnold Smith. Dalam rekaman itu, Smith mengklaim kalau rekannya yang bernama Al Morrison yang juga seorang pelaku kejahatan seksual telah membunuh dan memutilasi Beth.

Arnold Smith

St.John percaya kalau Arnold Smith dan Al Morrison adalah pria yang sama.

Selain pengakuan, rekaman itu juga menceritakan detail bagaimana Beth dibunuh. Smith bercerita kalau Beth datang ke kamar Al Morrison di Hollywood karena ia tidak punya tempat untuk menginap. Morrison lalu membawa Beth ke sebuah rumah di East 31st dekat San pedro dan mengajaknya berhubungan seks yang kemudian ditolak oleh Beth.

Morrison menjadi marah dan menganiaya Beth yang kemudian berujung pada pembunuhan dan mutilasi terhadap Beth.

Informasi ini bocor ke pers. Media dihebohkan dengan kemungkinan adanya tersangka baru dalam kasus Black Dahlia. Akibatnya, Arnold Smith malah menghilang dan tidak bisa dihubungi, mungkin karena ketakutan. Informan St.John tidak mengetahui dimana ia tinggal, namun ia meninggalkan beberapa pesan untuk Smith supaya bisa bertemu. Akhirnya pesan itu dibalas dan Smith bersedia bertemu.

Namun, pertemuan yang mungkin bisa menjadi kunci pemecahan kasus itu tidak pernah terjadi.

Beberapa hari sebelum pertemuan itu, Smith ditemukan tewas dengan kondisi mengerikan di atas tempat tidurnya di Holland Hotel. Smith diduga merokok ketika ia tertidur sehingga tubuhnya terbakar habis bersama tempat tidurnya dan dokumen-dokumen lainnya yang diduga milik Beth.

Kematian Smith memang agak mencurigakan, namun polisi tidak menemukan bukti adanya kejahatan di dalam peristiwa itu. Misteri di dalam misteri.

Dengan kematian Smith, salah satu kunci yang mungkin bisa memecahkan misteri Black Dahlia lenyap untuk selama-lamanya.

Mungkinkah Arnold Smith pembunuh Black Dahlia yang sesungguhnya?

Sayang kita tidak bisa mengetahuinya.

Walaupun banyak petunjuk dan teori baru bermunculan, setelah lebih dari 60 tahun, pihak LAPD masih mengkategorikan kasus ini sebagai “Unsolved – tidak terpecahkan”. Namun, kasus ini masih menarik perhatian para peneliti independen. Mungkin dalam tahun-tahun berikutnya, kita akan mendengar teori-teori baru lainnya.

“Star Gate Project” Paranormal Dalam Intelejen Amerika

 
“Yang memampukan seorang penguasa bijak dan jenderal yang baik untuk bisa menyerang, menaklukkan dan mencapai hasil yang melebihi jangkauan manusia biasa adalah informasi awal.”
– Sun Tzu – The Art of War –

Sun Tzu, mengucapkan kalimat tersebut 2.500 tahun yang lalu, namun pesan ini sungguh masih relevan hingga saat ini.

Mengumpulkan informasi mengenai kondisi musuh adalah salah satu kunci kemenangan dalam peperangan dan taktik ini merupakan sebuah praktek yang lazim dilakukan di dunia intelijen.

Namun, ketika intelijen di dunia Timur mulai menggunakan teknologi-teknologi barat yang canggih, Intelijen dunia barat malah kembali ke cara-cara tradisional yang populer di kebudayaan timur. Ini tercermin dari proyek rahasia CIA yang bocor ke publik tahun 1995, yaitu proyek Stargate.

Proyek Rahasia Stargate

Proyek ini adalah proyek rahasia pemerintah Amerika Serikat yang dijalankan oleh CIA, bekerja sama dengan badan intelijen dan militer lainnya seperti NSA (National Security Agency) dan angkatan darat. Proyek ini mulai aktif sekitar tahun 1970an hingga ditutup pada tanggal 30 Juni 1995.

Tujuan proyek ini adalah untuk menyelidiki fenomena paranormal seperti remote viewing (kemampuan mendapatkan informasi tertentu dari jarak jauh tanpa harus berada di lokasi), Precognition (meramalkan suatu peristiwa yang akan terjadi di masa datang) dan Telekinesis (memindahkan sebuah objek tanpa menyentuhnya).

Walaupun kedengarannya mengada-ngada, namun penggunaan teknik Remote Viewing misalnya, telah dipakai oleh intelijen Amerika pada beberapa black operation di masa lampau. Salah satu tokoh yang dikenal ahli dalam penggunaan teknik ini adalah Ingo Swann, yang di kemudian hari menjadi otak dari Stargate. Ingo Swann juga adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah Remote Viewing.
Ingo Swann

Tentu saja, CIA tidak sekedar hanya tertarik menyelidiki fenomena ini. Mereka juga menyelidiki kemungkinan penggunaannya di dalam dunia intelijen.

Dalam proyek ini, para peneliti mengembangkan satu set protokol yang dimaksudkan untuk membuat pengalaman-pengalaman paranormal seperti remote viewing menjadi lebih scientific. Mereka juga secara aktif berusaha menemukan metode yang bisa meminimalisir ketidakakuratannya.

Proyek ini dianggap sebagai usaha terakhir dalam komunitas intelijen Amerika dan para “viewers” ini hanya akan diberi tugas jika semua usaha lain telah dicoba dan gagal.

Pada masa jayanya, proyek ini memiliki laboratorium penelitian hingga 14 unit di seluruh Amerika dan paling tidak ada 22 remote viewers yang bekerja untuk menyediakan data intelijen.

Ketika proyek ini ditutup pada tahun 1995, paling tidak masih ada tiga orang remote viewer yang masih aktif di CIA.

Remote Viewing dan Intelijen

Ketika tugas diberikan, seorang viewer akan masuk ke sebuah ruangan bersama seorang pemandu. Di ruangan ini viewer akan memproyeksikan pikirannya sambil berusaha tetap menjaga kesadarannya.

Sang pemandu kemudian akan menunjukkan sebuah lokasi atau kordinat sebuah wilayah di peta, lalu meminta viewer untuk mulai memproyeksikan pikirannya. Kemudian pemandu akan menanyakan apa yang dilihatnya. Sang viewer kemudian membuat catatan dan sketsa untuk menggambarkan impresi yang didapatkannya.

Salah satu aspek penting dalam teknik ini adalah, sang viewer tidak boleh memberikan penilaiannya sendiri atas impresi yang didapat. Jika ini diabaikan, maka impresi yang dihasilkan akan menjadi tidak akurat.

Tidak selesai sampai disitu, Jika viewer telah mendapatkan beberapa informasi, maka Informasi ini masih harus diverifikasi oleh pihak lain untuk menemukan penafsiran yang cukup tepat.

Walaupun informasi yang didapat para viewer tidak selalu berguna, namun, para viewer di proyek Stargate terbukti pernah menghasilkan beberapa informasi intelijen yang cukup luar biasa.

Keith Harary

Keith Harary adalah salah satu remote viewer yang direkrut ke dalam proyek Stargate.

Pada tahun 1979, terjadi krisis penyanderaan warga Amerika di Iran, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Iran Contra.

Keith diminta untuk menyelidiki situasi di Iran dengan remote Viewing. Kemudian, Keith mulai memproyeksikan pikirannya.

Dari penglihatannya, Ia berhasil mengetahui kalau salah satu warga Amerika yang disandera di Iran “mengalami Nausea (Perasaan selalu ingin muntah) dengan satu sisi tubuhnya terluka/rusak” dan sandera itu “akan dibawa pulang dengan pesawat terbang beberapa hari kemudian”.

Informasi ini cukup akurat. Seorang sandera yang bernama Richard Queen ternyata mengidap lemah otot, mata rabun, kordinasi tubuh yang kacau balau, vertigo dan multiple sclerosis yang mempengaruhi saraf di satu sisi tubuhnya. Akibatnya, Queen dilepas oleh para penyandera di Iran dan presiden Jimmy Carter mengirim sebuah pesawat untuk membawanya pulang.

Joseph McMoneagle

Lain lagi kisah Joseph McMoneagle, juga seorang Viewer. Pada tahun 1979, ketika perang dingin masih berlangsung antara Rusia dan Amerika, ia berhasil mengetahui informasi mengenai jadwal peluncuran kapal selam Rusia terbaru.

Ia mengatakan kalau kapal selam itu akan diluncurkan empat bulan setelah prediksinya, yaitu sekitar bulan Januari 1980.

Foto satelit yang didapatkan oleh intelijen Amerika menunjukkan akurasi prediksi ini. Di antara rekan-rekannya di Stargate, McMoneagle memang dikenal mampu memprediksi sebuah peristiwa beberapa bulan sebelum terjadi.

Jadi, kemampuan yang dimilikinya lebih kearah precognitive dibanding remote viewing.

Kemampuan ini didapatkannya ketika ia mengalami Near Death Experience (pengalaman hampir mati) di tahun 1970an. Setelah itu, ia mulai mendapatkan pengalaman-pengalaman paranormal yang membuatnya direkrut ke dalam proyek Stargate.

Patrick Price

Patrick Price adalah seorang remote viewer yang lain. Berbeda dengan viewer lainnya, Patrick memiliki akurasi yang sangat luar biasa. Di dalam proyek Stargate, kemampuannya boleh dibilang menyamai Ingo Swann, sang otak dari Stargate, dan persaingan di antara keduanya telah melegenda di kalangan CIA.

Pada tahun 1973, Patrick diberikan sebuah kordinat di wilayah Rusia dan diminta mendeskripsikan impresi yang didapatkannya mengenai wilayah tersebut. Hasilnya, para petinggi militer terkejut karena ia mendeskripsikan adanya sebuah fasilitas militer super rahasia di tempat itu.

Patrick yang tidak memiliki latar belakang militer atau intelijen bahkan mampu menyediakan daftar nama proyek yang berhubungan dengan aktifitas yang sedang berlangsung, termasuk proyek yang sangat sensitif dan rahasia. Ia bahkan bisa menyebut nama kode untuk fasilitas itu, tata letaknya dan nama orang-orang yang terlibat dalam proyek rahasia itu secara akurat.

Salah seorang petinggi CIA pernah mendeskripsikan Patrick dengan kalimat “He was extraordinarily accurate, unbelievably accurate“.

Sekarang kalian tahu mengapa Uni Sovyet bisa runtuh dan takluk dengan Amerika Serikat. Sayangnya Patrick meninggal pada tanggal 14 Juli 1975 sebelum sempat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi.

Paul H Smith

Pada tanggal 17 Mei 1987, Iran meluncurkan sebuah rudal yang kemudian menghancurkan kapal fregat Stark milik Amerika Serikat. Peristiwa ini mengejutkan dunia, namun tidak bagi mereka yang terlibat di Stargate karena tiga hari sebelumnya, salah seorang viewer bernama Paul H Smith telah memprediksinya.

Dalam bukunya yang berjudul “Reading the Enemy’s Mind: Inside Star Gate: America’s Psychic Espionage Program”, Smith mengatakan kalau ada rekannya di Stargate yang bahkan bisa membengkokkan sendok dengan pikirannya.

Mengenai ditutupnya proyek Stargate, Smith menyalahkan birokrat di pemerintahan Amerika yang skeptis dan takut untuk mengambil risiko.

Lyn Buchanan

Lyn Buchanan adalah seorang sersan yang direkrut ke dalam proyek Stargate. Namun ia bukan seorang remote viewer.

Lyn Buchanan

Lyn Buchanan adalah seorang ahli telekinesis. Selain itu ia juga seorang ahli komputer. Dua kemampuan ini cukup untuk menarik perhatian petinggi militer yang segera merekrutnya ke dalam proyek Stargate.

They are still watching

Pada tahun 1995, CIA melihat bahwa proyek ini tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap intelijen. Jadi, mereka memutuskan untuk menutup proyek senilai 20 juta dolar ini untuk selamanya, walaupun banyak yang percaya kalau mereka masih menjalankannya secara diam-diam.

Setelah ditutup secara resmi, para veteran stargate yang masih hidup mulai terbuka mengenai subyek remote viewing kepada publik Amerika. Salah seorang Viewer bernama David Morehouse misalnya, mendirikan sebuah perusahaan yang khusus melayani pelatihan remote viewing untuk pengembangan diri manusia.

Paul H Smith kemudian mendirikan RVIS, juga perusahaan yang bergerak dalam bidang pelatihan remote viewing. Ia juga kepala dari IRVA (International Remote Viewing Associations), sebuah organisasi yang terdiri dari para veteran Stargate dan paranormal swasta generasi terbaru.

Lyn Buchanan, sang ahli telekinesis, bersama dengan Mel Riley, remote viewer Stargate, mendirikan PSI (Problems Solutions Innovations) yang juga menyediakan jasa Remote Viewing.

Jadi, berhati-hatilah, karena kalian tidak tahu siapa yang sedang mengintip

Misteri Peradaban Masyarakat Awan

obat diabetes jamsi
obat diabetes dan hipertensi
obat diabetes basah

Misteri peradaban kuno Chachapoyas ‘Masyarakat Awan’ di puncak Amazon, Peru. Kota kuno Chachapoyas, negeri orang-orang awan yang hilang ratusan tahun lalu berhasil ditemukan. Sebutan “masyarakat awan” mungkin karena mengacu pada pegunungan andes yang selalu berselimut awan. Kehidupan dan kebudayaan kota kuno yang eksis sejak abad ke-9 ini, sampai sekarang masih misteri dan sulit diungkap karena mereka tidak banyak meninggalkan catatan.

Meski hilang tanpa jejak selama ratusan tahun, namun jejak peradaban kota Chachapoyas yang kini masuk wilayah utara Peru, masih bisa ditemukan. Deretan patung-patung menghadap ke matahari terbit yang terkenal dengan sebutan “prajurit awan” tetap berdiri tegak hingga kini. Patung-patung itu melambangkan keperkasaan masyarakat mereka di masa lalu.

Situs Karija ini dibangun hampir 1 milenium. Sebenarnya itu merupakan kuburan, setiap patung melambangkan tokoh yang di makamkan di sana. Mungkin bisa dibilang mirip dengan situs-situs makam di Tanah Toraja, Sulawesi.

Patung-patung itu terbuat dari clay dan plant matt di mana di dalamnya berisi mumi para tokoh Chachapoyas. Yang uniknya posisi patung berisi mumi itu sangat sulit dijangkau. Entah bagaimana masyarakat pada jaman itu membawa dan menempatkannya di sana. Sebab, telah diteliti, tidak ada jalan yang bisa diakses menuju tempat itu.

Kisah bangaimana kehidupan di Chachapoyas nyaris menjadi misteri karena tempatnya sangat terisolir. Kota kuno Chachapoyas yang hilang ini, ditemukan tahun 2008 di hutan lebat Amazon, yang sangat terisolir, oleh tim ekspedisi arkeologi. Jaraknya sekitar 500 km sebelah timur laut Lima.

Tim arkeologi menemukan benteng-benteng dari batu serta bangunan-bangunan yang berada di tepi jurang, sisa-sisa tembok yang memuat lukisan-lukisan yang di pahat di bebatuan. Mungkin ini dibangun mereka untuk melindungi dari musuh.

Sayangnya, tidak banyak yang tahu tentang keberadaan kota kuno Chachapoyas ini. Hanya sedikit catatan tentang hal itu, termasuk tentang kebudayaan mereka yang berkembang di abad ke-9. Kenyataannya, kota kuno Chachapoyas itu berada di puncak ketinggian. Diduga, kota di ketinggian itu sengaja dikembangkan untuk pertahanan terhadap musuh.

Akan tetapi nasib mereka menjadi tak menentu ketika kekaisaran Inca semakin berkembang dan berhasil menaklukkan mereka 500 tahun lalu. Meskipun bangsa Chachapoyas sempat memberi perlawanan keras, namun kekuatan Inca tak tertandingi. Keberuntungan datang ketika Spanyol datang pada 1535. Sisa-sisa suku Chachapoyas berpihak pada Spanyol untuk berperang melawan suku Inca. Namun kemudian datang penyakit orang Eropa, yakni cacar, yang melenyapkan populasi mereka.

Penulis sejarah Cieza Pedro de León menulis, sosok orang-orang Chachapoyas berkulit putih dan tampan, kaum wanitanya cantik-cantik, itulah sebabnya banyak orang Inca ingin menjadikan mereka istri. Makam tokoh orang-orang awan ini di chullas, di sisi tebing yang dicat dengan atap runcing, khususnya yang ditemukan di Revash. Namun yang paling mengesankan dari peninggalan konstruksi Chachapoyas adalah Kuelap, benteng monumental yang berada 9.500 meter di atas permukaan laut. Bangunan itu bagian luarnya dilindungi oleh batu-batu besar.
Kuelap

Di Kuelap ada sekitar empat ratus gedung yang mungkin ditempati oleh sekitar 3.500 jiwa. Bandingkan dengan bangunan milik bangsa Inca, Manchu Picchu yang terkenal. Kompleks ini (Kuelap) menunjukkan bahwa bangsa Chachapoyas pada 1000 tahun lalu telah mampu membuat suatu yang luar biasa.

Siapa yang tahu, apalagi yang akan ditemukan di pedalaman andes amazon? Semua memang masih misteri, seperti misterius nya Chachapoyas. Minimnya catatan tentang suku Chachapoyas ini memunculkan pesimis apakah bisa menguak kisah “orang-orang awan” ini.

Permainan Petak Umpet “Single Player” Khas Jepang


Anda pernah bermain Jelangkung? Ritual boneka kayu yang sarat akan kekuatan ghaib dimana para pemainnya mengundang roh untuk datang, setelah makhluk halus itu masuk pada benda tersebut biasanya pemain akan menanyakan hal-hal yang ingin diketahuinya. Itulah Jelangkung, permainan khas Indonesia yang diwariskan nenek moyang kita sejak dahulu kala. Namun Kali ini kami tidak membahas Jelangkung melainkan membahas ritual serupa tapi tak sama yang berasal dari negeri Sakura “Jepang”.

Ritual ini sebenarnya digunakan di Jepang untuk berkomunikasi dengan roh yang bergentayangan untuk berbagai keperluan, dan boneka digunakan sebagai pengganti tubuh manusia sebagai media.

Penting: Segala apapun yang terjadi atas ritual ini adalah tanggung jawab Anda masing-masing secara pribadi.

Begini cara bermainnya:

Alat dan Bahan:

- Sebuah boneka dengan bagian tubuh lengkap (kepala, 2 kaki dan 2 tangan)
- Beras (secukupnya untuk mengisi boneka hingga penuh)
- Jarum dan benang merah
- Benda tajam (pisau, gunting, pecahan kaca juga boleh )
- Secangkir penuh garam (usahakan garam alami)
- Tempat sembunyi

Persiapan:

- Keluarkan semua kapas dlm boneka, lalu masukkan beras hingga penuh
- Potong sedikit kuku anda dan masukkan kedalam boneka bersama beras, lalu jahit boneka tsb dengan jarum dan benang merah.
- Isi bak mandi dengan air.
- Letakkan secangkir air garam ditempat bersembunyi.

Mari masuk kebagian serunya;

Langkah-langkah:

1. Beri nama boneka tersebut(apapun asal jangan nama anda sendiri)

2. Ketika tepat pukul 3 pagi, katakan pada boneka “___(nama anda sendiri) yang pertama jaga.” tiga kali.

3. Pergi ke kamar mandi dan letakkan boneka kedalam bak mandi yang berisi air.

4. Matikan semua lampu dirumah, lalu pergi ke tempat anda bersembunyi dan nyalakan televisi*.

5. Hitung dari satu sampai sepuluh dengan mata tertutup, lalu kembali ke kamar mandi dengan benda tajam.

6. Ketika sudah sampai, katakan kepada boneka “Aku menemukanmu ___(nama boneka).” Lalu tusuk boneka tersebut dengan benda tajam.

7. Setelah itu bilang “Kamu yang jaga berikutnya, ___(nama boneka).” dan letakkan kembali boneka ke bak mandi.

8. Lari, sekali lagi lari menuju tempat bersembunyi dan bersembunyilah.

PENTING: JANGAN HENTIKAN RITUAL DITENGAH JALAN, RITUAL INI HARUS DILAKUKAN SAMPAI AKHIR!

Cara menyelesaikan:

- Masukkan setengah air garam kedalam mulut ( jangan diminum )
- Keluar dari tempat persembunyian dan cari boneka tadi ( Note: jika ritual ini berhasil, maka boneka itu tidak akan ada di kamar mandi )
- Jika sudah ketemu, siram boneka tersebut dengan garam yang tersisa di cangkir, dan siram juga dengan air garam didalam mulut anda.
- Katakan “Aku menang” tiga kali.

Hal ini seharusnya mengakhiri ritual.
Setelah semua selesai, keringkan dan bakar boneka tadi.

Hal penting lainnya:

- Jangan keluar rumah sebelum ritual berakhir.
- Matikan SEMUA lampu ketika ritual berjalan.
- Tetap diam ketika bersembunyi
- Ingat, jika anda tinggal bersama dengan orang lain, orang itu mungkin akan secara tidak langsung berpartisipasi dalam ritual ini.
- Jangan teruskan ritual lebih dari satu atau 2 jam.
- Untuk amannya, sebaiknya buka semua kunci didalam rumah, dan suruh beberapa teman untuk berjaga didekat rumah.
- Usahakan membawa handphone ditangan kalau-kalau terjadi sesuatu.
- Jika anda bersembunyi tanpa air garam kemungkinan anda akan bertemu dengan “sesuatu yang bergentayangan” di sekitar anda.

Keterangan lain:

1. Alasan kenapa harus menyalakan televisi ketika bersembunyi adalah karena televisi dapat berfungsi sebagai “radar” untuk mendeteksi kehadiran “sesuatu” disekitar.

Video ini menjelaskan apa yang terjadi ketika ritual sudah berjalan selama 40 menit.

Dapat dilihat bahwa suara TV itu berubah, berputar berulang-ulang seperti tape rusak.

2. Beras melambangkan isi tubuh manusia dan juga berperan untuk mengundang roh gentayangan.

3. Benang merah melambangkan aliran darah. Benang ini menyegel roh halus didalam boneka.

4. Dengan memutuskan benang, itu artinya anda merusak segel dan mengeluarkan roh yang terperangkap didalam boneka.

Berikut preview langsung warga jepang yang penasaran dan mempraktekan ritual ini, video via youtube:

Permainan ini keberadaannya serupa seperti permainan Jelangkung di Indonesia, banyak yang mempercayai hanya mitos belaka namun ada saja orang-orang yang beradrenalin tinggi yang memainkannya. Nah bila Anda cukup bernyali dan mencintai produk dalam negeri silahkan merasakan sensasi “Jelangkung” namun apabila suka yang impor boleh melirik yang satu ini. TRY AT YOUR OWN RISK!

Dimanakah Rancangan Tesla Death Ray Berada?

Ada rumor kalau Nikola Tesla, seorang ilmuwan misterius, memiliki rancangan sebuah senjata maha dashyat yang bisa mendefinisikan ulang arti sebuah peperangan. Namun, setelah kematiannya, rancangan itu lenyap tanpa bekas.

Nikola Tesla (1856 – 1943) mungkin adalah salah seorang ilmuwan terbesar yang pernah ada. Ia memegang sekitar 300 hak paten penemuan-penemuan yang berhubungan dengan listrik seperti dinamo, transformer, induction coil, condenser dan lampu pijar.

Dari semuanya itu, Tesla paling dikenal karena kontribusinya dalam penelitian listrik AC (Alternating Current). Karena ini juga, ia kemudian menjalani permusuhan yang sangat dalam dengan mantan atasannya, Thomas A. Edison yang memilih untuk memfokuskan diri pada listrik DC (Direct Current).

Sejak lama, nama Tesla selalu dikaitkan dengan penemuan-penemuan luar biasa yang jauh lebih maju dari zamannya. Contohnya Otis T. Carr, salah seorang insinyur yang juga anak didik Tesla, pernah membuat pernyataan mengejutkan kalau ia dan rekan satu timnya bernama Ralph Ring pernah membuat sebuah pesawat berbentuk piringan yang dengan sukses menerbangkan mereka sejauh 10 mil dengan kecepatan cahaya. Menurut Carr, ia menggunakan prinsip-prinsip yang diajarkan Tesla dalam membuat pesawat tersebut.

Selain itu, nama Tesla juga sering dikaitkan dengan peristiwa ledakan Tunguska yang maha dashyat. Ledakan itu disebut-sebut sebagai akibat dari percobaan Tesla ketika ia mentransmisikan energi listrik yang kuat dengan menggunakan menara Wardenclyffe yang dibangunnya.

Nah, apa jadinya kalau ilmuwan yang jenius dan misterius itu mengatakan kalau ia mampu membuat senjata pemusnah massal yang bisa membuat perang menjadi tidak terpikirkan oleh siapapun?
Tesla Death Ray

Semuanya bermula dari sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh ilmuwan eksentrik itu pada tahun 1938.

Kepada reporter, Tesla mengumumkan kalau ia dapat membuat sebuah senjata maha dashyat sehingga siapapun yang memilikinya akan memiliki kemenangan luar biasa di dalam setiap peperangan.

Senjata yang dimaksud Tesla itu kemudian dikenal dengan nama Tesla Death Ray, atau Sinar Kematian Tesla.

Menurut Tesla:

    “Senjata ini akan mengirim pancaran partikel-partikel yang terkonsentrasi lewat udara yang akan terbang dengan kecepatan hampir menyamai kecepatan cahaya. Energinya begitu besar sehingga ia dapat merontokkan hingga 10.000 pesawat musuh dari jarak 250 mil dan dapat menyebabkan jutaan tentara musuh mati di tempat.”

Senjata partikel ini melibatkan empat penemuan yang dikombinasikan menjadi satu.

Penemuan pertama adalah sebuah peralatan yang bisa meniadakan pengaruh atmosfer terhadap partikel-partikel tersebut.

Penemuan kedua adalah metode untuk menghasilkan potensi kekuatan listrik yang sangat besar.

Penemuan ketiga adalah metode untuk meningkatkan kekuatan listrik yang dihasilkan hingga mencapai 50.000.000 volts.

Penemuan keempat adalah pembuatan sebuah alat untuk melontarkan kekuatan listrik yang telah dihasilkan.

Menurut Tesla, dua dari empat penemuan diatas telah dibuat dan diujicobakan olehnya. Dua lainnya hanya membutuhkan sedikit penyempurnaan. Untuk merealisasikannya, hanya dibutuhkan dana 2 juta dolar dan 3 bulan. Jumlah ini tentu saja sangat kecil dibandingkan dengan hasil yang dapat diberikan. Jika proyek ini disetujui, maka ia akan membangun menara-menara pembangkit listrik yang berfungsi sebagai senjata tersebut di wilayah-wilayah perbatasan.

Menurut Tesla, jika pemerintah Amerika memutuskan untuk menerima penawarannya, maka ia akan segera mulai bekerja. Namun ia menuntut satu syarat. Ia ingin pemerintah sepenuhnya percaya kepadanya dan menolak adanya intervensi dari “ahli” lainnya. Ia juga mengatakan kalau rancangan lengkap senjata ini telah dibuat dan disimpan di dalam arsipnya.
Particle Beam

Kedengarannya, Tesla seperti sedang berfantasi. Namun sebenarnya tidak demikian. Pancaran partikel (particle beam) sebenarnya bukan hal yang aneh dalam dunia sains. Kita biasa menggunakan metode ini dalam kehidupan modern ini.

Pancaran partikel sebenarnya hanya sebuah pancaran cahaya yang terdiri dari berbagai gelombang elektromagnetik. Salah satu contoh penggunaannya adalah alat operasi sinar laser yang digunakan untuk mengoperasi otak.

Namun pancaran partikel yang dibicarakan oleh Tesla tentu saja memiliki level yang berbeda dibanding dengan sebuah alat operasi. Jika senjata pemusnah massal ini benar-benar bisa direalisasikan, mengapa Tesla sampai berniat menciptakannya?

Tesla ternyata memiliki cara pandang yang berbeda mengenai senjata ini.
Senjata Pemusnah Massal

Dalam pandangannya, senjata pemusnah massal ini justru bisa mencegah perang. Pada tahun ia membuat pengumuman itu, perang dunia I belum lama berakhir dan dunia sedang bersiap memasuki perang dunia II. Karena itu, Tesla memiliki ambisi besar untuk mengakhiri konflik dunia itu dan menciptakan perdamaian dunia.

Dalam salah satu suratnya, Tesla menulis:

    “Selama bertahun-tahun, aku mencoba untuk mencari solusi dari masalah terberat umat manusia, yaitu bagaimana menjaga perdamaian dunia.”

Mengenai Tesla Death Ray, ia mengatakan:

    “Penemuan ini akan membuat perang menjadi tidak mungkin. Sinar kematian itu akan mengelilingi perbatasan setiap negara seperti tembok Cina yang tidak terlihat, hanya saja, “tembok” ini jutaan kali lebih sulit ditembus. Ini akan membuat setiap negara tidak dapat ditembus oleh pesawat musuh atau tentara darat yang menyerbu masuk.”

Dengan kata lain, menurut Tesla, untuk mencegah perang kita harus mempersenjatai diri dengan sangat hebat sehingga negara lain akan mengurungkan niatnya untuk menyerang.

Namun, walaupun perang besar sudah diambang pintu, sepertinya pemerintah Amerika tidak berniat untuk merealisasikan ide Tesla. Beberapa usaha Tesla untuk menawarkan idenya ke beberapa negara lain juga diabaikan. Ketertarikan terhadap idenya runtuh dan mulai dilupakan.

Namun, ketika Tesla meninggal dunia, ingatan akan Tesla Death Ray kembali naik ke permukaan. Ini dikarenakan munculnya sebuah misteri yang cukup membingungkan.
Dokumen yang hilang

Pada tanggal 7 Januari 1943, Tesla meninggal di kamar hotelnya di New York di kamar 3327 di lantai 33 pada usia 86 tahun. Karena ia tidak pernah menikah, harta benda dan dokumen-dokumen pribadi yang dimilikinya diwariskan kepada keluarganya yang lain. Tidak lama setelah kematiannya, para agen dari Alien (imigran gelap) Property Custodian, departemen kehakiman Amerika Serikat, segera menyita seluruh dokumen-dokumen tersebut. Ini cukup mengherankan karena Tesla sendiri sebenarnya adalah warga negara resmi Amerika. Operasi dari Alien Property Custodian ini diakui oleh FBI dalam website resminya.

Namun misterinya tidak sampai disitu. Ketika pemerintah Amerika mengadakan pemeriksaan menyeluruh atas seluruh dokumen yang disita, mereka tidak bisa menemukan catatan mengenai rancangan Tesla Death Ray.

Dengan kata lain, rancangan senjata pemusnah massal tersebut hilang tanpa jejak.

Berita hilangnya dokumen itu telah memicu perlombaan antara Amerika, Rusia dan Jerman untuk melacak keberadaannya. Tetapi, hingga sekarang, keberadaan dokumen tersebut masih tidak diketahui.

Dimanakah dokumen-dokumen itu berada? Apakah Tesla benar-benar memiliki rancangan itu?
Dimanakah rancangan Tesla Death Ray sebenarnya?

Sebagian orang percaya kalau Tesla telah memusnahkan rancangan tersebut sebelum kematiannya karena takut jatuh ke tangan yang salah. Sebagian lagi percaya kalau orang dekat Tesla telah berhasil mengamankan rancangan tersebut sebelum disita oleh pemerintah.

Jenderal George Keegan, pensiunan kepala intelijen angkatan udara Amerika, percaya kalau rancangan itu berada di tangan pemerintah Uni Sovyet. Dugaan ini muncul karena ternyata Tesla juga mempresentasikan idenya kepada negara-negara lain.

Ketika penawarannya untuk membangun jaringan Tesla Death Ray tidak mendapatkan tanggapan dari pemerintah Amerika, Tesla menawarkan idenya kepada Inggris dengan harga 3 juta dolar. Ia berjanji akan membuat wilayah Inggris bebas dari serangan musuh hanya dalam tempo 3 bulan. Pemerintah Inggris juga tidak menggubris tawarannya. Lalu, Tesla kembali mencoba menawarkan idenya, kali ini kepada Liga Bangsa-bangsa. Usaha ini juga gagal.

Ketika pemerintah lain menganggap sepi penawaran Tesla, ketertarikan cukup besar datang dari pihak Uni Sovyet. Konon pada tahun 1937, satu tahun sebelum Tesla mengumumkan idenya ke publik, ia sebenarnya telah mempresentasikannya kepada Amtorg Trading Corporation, salah satu perusahaan perwakilan Sovyet di New York.

Dua tahun kemudian, tahun 1939, Tesla diketahui telah mengujicobakan tahap pertama idenya di hadapan pihak Sovyet. Lalu, Tesla menerima cek sebesar 25.000 dolar dari mereka. Namun proyek itu tidak pernah diselesaikan.

Ada teori kalau sesungguhnya Tesla memang tidak membangun proyek itu, melainkan hanya menjual rancangannya kepada Uni Sovyet.

Dugaan ini kembali menguat ketika Sovyet menginvasi Afghanistan tahun 1979. Rumor menyebutkan kalau pada masa perang tersebut, helikopter-helikopter Sovyet terlihat mengeluarkan cahaya aneh yang diarahkan kepada tentara Afghanistan. Mereka yang terkena cahaya tersebut tewas seketika dan mayatnya tidak membusuk hingga 30 hari.

Ketika meneliti mayat tersebut, pihak militer barat percaya kalau Sovyet mungkin telah menggunakan gas pembunuh jenis baru, namun banyak yang percaya kalau kondisi mayat tersebut adalah hasil dari senjata yang melontarkan elektromagnetik berkekuatan tinggi.

Jadi, mungkin Sovyet telah berhasil merealisasikan rancangan Tesla Death Ray dan memodifikasinya.
Foto tahun 1980 dari satelit mata-mata Amerika yang menunjukkan
kemungkinan instalasi senjata partikel Russia di Semipalatinsk.

Selain teori Rusia, banyak juga yang percaya kalau sesungguhnya rancangan itu berada di tangan pemerintah Amerika Serikat sendiri.

Teori ini juga punya dasar yang cukup kuat.

DARPA (Defense Advance Reasearch Project Agency), yaitu salah satu badan pemerintah yang bertujuan untuk meneliti persenjataan baru untuk militer, sesungguhnya telah melakukan percobaan senjata partikel sejak tahun 1958, 15 tahun setelah kematian Tesla. Prinsip penelitian mereka sama persis dengan ide Tesla, walaupun dalam skala yang lebih kecil.

Namun, proyek ini tidak dilanjutkan lagi karena dua alasan, yaitu karena materi-materi yang dibutuhkan oleh senjata dashyat ini dianggap “berisiko tinggi” dan karena kekuatan yang dibutuhkan untuk memproyeksikan pancaran itu melebihi kemampuan pembangkit listrik standar yang digunakan dalam perang.

Jika dua masalah ini terselesaikan, mungkin proyek ini akan dilanjutkan lagi.

Apakah ini berarti pemerintah Amerika memiliki dokumen Tesla?

Mungkin saja. Tapi bisa juga tidak. Apa yang dikembangkan oleh DARPA sama sekali tidak menyamai klaim Tesla mengenai kekuatan senjatanya. Beberapa pihak percaya kalau pihak Amerika memang memiliki dokumen tersebut, namun tidak memiliki kemampuan untuk merealisasikannya.

Selain teori Konspirasi yang melibatkan pemerintah, banyak juga yang percaya kalau rancangan Tesla Death Ray sesungguhnya tidak pernah ada. Menurut mereka, Tesla Death Ray hanyalah satu dari sekian klaim bombastis yang diberikan oleh Tesla. Walaupun tidak ada yang menyangkal jeniusnya Tesla, namun banyak proyek yang disebutkannya tidak pernah terealisasi.

Misalnya, pada tahun 1900, ia mengatakan kalau ia bisa menyembuhkan penyakit TBC dengan osilasi listrik. Pada tahun 1927, ia mengatakan kalau ia berencana untuk mengendalikan kekuatan samudera untuk dimanfaatkan. Lalu, pada tahun 1931, ia mengklaim kalau ia bisa membuat bahan bakar fosil menjadi tidak berharga lagi dengan memanfaatkan energi kosmis sebagai bahan bakar alternatif. Tentu saja klaim-klaim ini tidak pernah terealisasi.

Jadi, Tesla Death Ray bisa jadi hanyalah salah satu dari bualan Tesla yang lain.

Bahkan walaupun rancangan itu ada, bisa dimengerti mengapa pemerintah menolaknya. Ide Tesla mengenai kemungkinan terciptanya perdamaian jika senjatanya diimplementasikan sangat tidak masuk akal. Memang, sebuah negara yang memasang Tesla Death Ray akan aman dari serbuan pesawat. Namun, jelas tidak akan aman dari serangan diam-diam.

Jika saya adalah seorang pemimpin sebuah negara dan memutuskan untuk menyerang sebuah negara lain, maka yang akan saya lakukan pertama adalah mengirim pasukan penyerang secara diam-diam untuk menghancurkan Tesla Death Ray di negara tersebut terlebih dahulu sebelum mengirim skuadron pesawat tempur.

Lagipula, Tesla memiliki anggapan kalau semua pemimpin negara adalah pemimpin yang cinta damai. Ia tidak memikirkan kemungkinan digunakannya senjata tersebut sebagai alat untuk menyerang oleh seorang diktator. Jika sebuah negara memasang Tesla Death Ray dan memutuskan untuk menyerang negara tetangganya, maka mereka akan dengan sangat mudah mengarahkan senjatanya untuk menghancurkan pesawat komersial.

Dengan demikian, perang pun menjadi tidak terhindarkan.

Jadi, ide besar ini sepertinya juga memiliki cacat yang besar.

Jika saat ini, 69 tahun setelah kematian Tesla, kita masih belum melihat realisasi dari Tesla Death Ray, maka sepertinya kita harus bersyukur, dan siapapun yang menyimpan rancangan itu hingga sekarang telah berbuat kebaikan bagi dunia.